Situs Nuklir Iran Diserang, Pangkalan Militer AS di Timur Tengah Jadi Target Balasan

Yazir FIsmail Suara.Com
Senin, 23 Juni 2025 | 17:34 WIB
Situs Nuklir Iran Diserang, Pangkalan Militer AS di Timur Tengah Jadi Target Balasan
Ilustrasi perang Iran Israel. (Foto: Reuters)

Suara.com - Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat kembali memanas usai serangan militer terbaru yang diluncurkan Washington terhadap fasilitas nuklir Iran.

Dalam pernyataan terbaru, pejabat tinggi Iran memperingatkan bahwa pangkalan militer Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah berpotensi menjadi sasaran balasan.

Ali Akbar Velayati, penasihat senior untuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan ancaman tegas kepada negara-negara yang memberikan akses kepada militer AS untuk melancarkan serangan ke wilayah Iran.

"Setiap negara yang wilayahnya digunakan oleh pasukan Amerika untuk melancarkan serangan ke Iran, baik di kawasan ini maupun di tempat lain, akan kami anggap sebagai sasaran sah militer kami," tegas Velayati dalam pernyataan resmi yang disiarkan oleh kantor berita Iran, IRNA, dan dikutip kantor berita internasional AFP.

Pernyataan tersebut muncul tak lama setelah pemerintah Amerika Serikat meluncurkan serangan udara yang menyasar tiga lokasi penting program nuklir Iran.

Ilustrasi perang Iran Israel. (Foto: Ist)
Ilustrasi perang Iran Israel (Foto: Ist)

Serangan ini memicu kekhawatiran internasional, mengingat potensi konflik meluas di kawasan yang sudah lama dilanda ketegangan geopolitik.

Menurut keterangan dari Kementerian Pertahanan AS, tiga situs nuklir yang menjadi sasaran adalah fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Fordow, serta dua fasilitas lain di Isfahan dan Natanz.

Kendati dampak pasti dari serangan ini belum bisa dipastikan, pihak militer AS mengklaim bahwa operasi tersebut sukses melumpuhkan sebagian besar infrastruktur nuklir Iran.

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dalam konferensi pers di Pentagon menyatakan bahwa program nuklir Iran telah dihancurkan secara signifikan.

Baca Juga: 'Ramalan' Cak Nun 12 Tahun Lalu Terbukti: Iran Diserang, Saudi Bela Israel, Indonesia Terbelah

Ia menambahkan bahwa tujuan operasi ini adalah untuk menekan ancaman, bukan menyerang militer atau warga sipil Iran.

"Sasaran kami adalah fasilitas nuklir yang menjadi ancaman bagi stabilitas kawasan dan keamanan global," ujar Hegseth.

"Kami tidak menargetkan personel militer Iran, apalagi warga sipil," terangnya lagi.

Di sisi lain, Jenderal Dan Caine dari militer AS menambahkan bahwa meskipun evaluasi lengkap masih berlangsung, laporan awal menunjukkan kerusakan besar di ketiga lokasi yang diserang.

Donald Trump kasih peringatan ke warga yang tinggal di Teheran (Instagram)
Donald Trump kasih peringatan ke warga yang tinggal di Teheran (Instagram)

"Ini masih terlalu dini untuk memastikan semuanya, namun penilaian awal kami menunjukkan tingkat kehancuran yang tinggi di semua lokasi," ujar Caine.

Sementara itu, dari Tel Aviv, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan militernya terhadap Iran hampir mencapai tujuannya.

Menurutnya, misi untuk menghancurkan kapasitas nuklir dan sistem persenjataan rudal Iran sudah mendekati garis akhir.

"Kami sudah sangat dekat untuk menyelesaikan misi ini," ujar Netanyahu kepada awak media.

"Ketika kemampuan ofensif Iran lumpuh sepenuhnya, maka operasi militer kami akan dihentikan," jelasnya.

Namun di tengah tekanan internasional dan meningkatnya risiko konflik regional, Iran tidak tinggal diam.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam pidatonya di hadapan parlemen Iran, mengecam keras tindakan Amerika Serikat yang dianggapnya sebagai agresi sepihak.

"Serangan ini adalah bentuk pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara kami," tegas Pezeshkian.

"Amerika Serikat harus bersiap menghadapi konsekuensi dari tindakannya. Kami tidak akan membiarkan serangan ini tanpa pembalasan," sambungnya.

Ia juga menyerukan persatuan nasional dan meminta rakyat Iran untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan.

Situasi ini memunculkan kekhawatiran baru di kalangan negara-negara di kawasan.

Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei. [AFP]
Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei. [AFP]

Sejumlah analis menilai bahwa jika Iran benar-benar melancarkan serangan balasan, maka eskalasi konflik bisa menyebar luas hingga melibatkan negara-negara tetangga yang memiliki pangkalan militer AS.

PBB dan negara-negara besar seperti Rusia, Cina, dan negara Eropa kini tengah mendorong upaya deeskalasi, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda meredanya ketegangan.

Dengan retorika saling ancam yang terus berkembang, dunia pun menanti dengan cemas: apakah krisis ini akan terus berkembang menjadi perang terbuka atau masih bisa diredam lewat jalur diplomatik?

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI