Jadi Dubes di Brussel? Apa yang Akan Dilakukan Andy Rachmianto di Jantung Eropa

Muhammad Yunus Suara.Com
Jum'at, 04 Juli 2025 | 13:45 WIB
Jadi Dubes di Brussel? Apa yang Akan Dilakukan Andy Rachmianto di Jantung Eropa
Andy Rachmianto [Suara.com/Kementerian Luar Negeri]

Suara.com - Publik mungkin lebih sering melihat Andy Rachmianto sekilas di layar kaca. Memastikan setiap detail acara kenegaraan Presiden berjalan sempurna.

Sosoknya tenang, selalu beberapa langkah di belakang atau di samping para pemimpin dunia, memastikan semua berjalan sesuai aturan.

Andy Rachmianto, sang Kepala Protokol Negara (KPN) yang kini disebut mendapat amanah baru sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Kerajaan Belgia.

Merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, yang berkedudukan di Brussel.

Penunjukan ini bukan sekadar rotasi jabatan biasa. Ini adalah penempatan seorang diplomat karier dengan rekam jejak mumpuni di salah satu pos paling strategis bagi kepentingan Indonesia.

Brussel bukan hanya ibu kota Belgia; ia adalah jantung dari Uni Eropa, tempat di mana kebijakan-kebijakan penting yang berdampak pada ekonomi, politik, dan perdagangan global dirumuskan.

Lalu, siapa sebenarnya sosok Andy Rachmianto? Bagi generasi milenial dan Z yang tertarik dengan dunia diplomasi, perjalanan kariernya adalah sebuah masterclass dalam hubungan internasional.

Dari Protokol Negara ke Jantung Uni Eropa

Sejak Juni 2020, Andy Rachmianto menjabat sebagai Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler di Kementerian Luar Negeri, sebuah posisi yang secara ex-officio membawanya menjadi Kepala Protokol Negara.

Baca Juga: Seleksi Dubes RI Dirahasiakan, Ada Apa di Balik Pintu Tertutup Senayan?

Dalam peran ini, ia adalah "sutradara" di balik layar setiap acara kenegaraan. Mulai dari kunjungan kepala negara sahabat, upacara di Istana, hingga perjalanan dinas Presiden ke luar negeri.

Tugasnya menuntut ketelitian tingkat tinggi, pemahaman mendalam tentang etiket internasional, dan kemampuan koordinasi yang luar biasa.

Ia menjadi wajah pertama yang menyambut para pemimpin dunia sekaligus orang terakhir yang memastikan semua agenda berjalan lancar.

Perannya sebagai KPN memberinya akses dan kedekatan yang unik dengan pusat kekuasaan, memungkinkannya memahami denyut nadi kebijakan luar negeri Indonesia dari ring satu.

Kini, pengalaman mengelola interaksi tingkat tinggi itu akan menjadi bekal utamanya di Brussel.

Ia tidak lagi hanya mengatur panggung, tetapi menjadi aktor utama di panggung diplomasi Eropa.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI