Eksklusif: Duta Besar Iran Bicara Gencatan Senjata, Serangan Balasan, dan Masa Depan Konflik

Rabu, 02 Juli 2025 | 14:07 WIB
Eksklusif: Duta Besar Iran Bicara Gencatan Senjata, Serangan Balasan, dan Masa Depan Konflik
Duta Besar Republik Islam Iran Mohammad Boroujerdi saat wawancara eksklusif dengan Suara.com. [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Setelah berminggu-minggu berada di ambang perang terbuka, Iran dan Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata dalam sebuah deklarasi yang disambut dunia dengan lega dan waspada.

Di tengah sorotan internasional yang begitu intens terhadap eskalasi konflik dua kekuatan di Timur Tengah itu, muncul pertanyaan besar: 'Apa sebenarnya duduk perkara dari serangkaian serangan yang nyaris memicu perang regional dan bahkan global?'

Untuk menggali lebih jauh perspektif resmi dari Teheran, Suara.com berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi.

Boroujerdi menjelaskan bahwa seluruh Tindakan Iran selama konflik merupakan bagian dari hak bela diri, sebagaimana diatur dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa Pasal 51.

Tak hanya itu, ia juga menjawab sejumlah tuduhan internasional, mulai dari dugaan pengembangan senjata nuklir hingga serangan ke wilayah sipil hingga serangan-serangan balasan Iran yang hanya menyasar target-target militer Israel.

Berikut wawancara eksklusif Suara.com dengan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi:

Bagaimana duduk perkara konflik Iran-Israel? Benarkah, serangan Iran dilakukan untuk membela diri?

Persoalan Rezim Zionis Israel dengan dunia Islam bermula sejak bertahun-tahun lalu, ketika rezim Zionis Israel didirikan secara ilegal hingga saat ini. Setiap kali rezim ini merasa kuat, ia menyerang negara-negara tetangganya, dan hingga kini, secara bersamaan, rezim ini sedang menyerang enam negara di sekitarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Rezim Zionis Israel telah memulai lebih dari 20 perang di kawasan kami. Sedangkan Iran, dalam 200 tahun terakhir, tidak pernah melakukan invasi dan tidak pernah memulai peperangan dengan pihak mana pun. Apa yang kami lakukan saat ini adalah tindakan bela diri.

Baca Juga: DeepTalk Podcast Ungkap Rencana Rahasia Iran: Penutupan Selat Hormuz?

Semua ini kami lakukan dalam konteks pembelaan terhadap negara kami. Dalam perang pun ada aturan dan tata tertib internasional yang harus dijaga, yaitu tidak boleh menyerang masyarakat sipil, rumah warga, rumah sakit, sekolah, fasilitas nuklir, dan sebagainya.

Mengenai serangan 13 Juni oleh Israel. Dari sudut pandang negara Anda, apa yang menjadi target Israel saat itu?

Menurut saya, mereka mengincar apa yang mereka sebut sebagai tanah yang dijanjikan. Mereka menyerang semua negara tetangga yang menurut keyakinan mereka merupakan bagian dari wilayah tersebut. Dalam upaya ini, Iran dan poros perlawanan menjadi hambatan utama bagi pencapaian tujuan rezim Zionis.

Mereka memiliki pemahaman bahwa Sang Pencipta memberikan kepada rezim ini dan suku mereka tanah yang dijanjikan, mulai dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Efrat di Irak. Mereka mengincar wilayah tersebut.

Siapa pun masyarakat dari negara lain yang berada di wilayah itu akan dibantai dan diusir dari tanah kelahiran mereka.

Saya rasa jika Indonesia berada di kawasan tersebut, maka Indonesia pun akan menjadi sasaran rezim Zionis Israel, karena Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.Indonesia beruntung karena secara geografis letaknya jauh dari rezim ini.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI