Sherly Tjoanda: Ledakan Ekonomi Maluku Utara 34,6 Persen, Berkah Nikel atau Bom Waktu Lingkungan?

Selasa, 08 Juli 2025 | 11:01 WIB
Sherly Tjoanda: Ledakan Ekonomi Maluku Utara 34,6 Persen, Berkah Nikel atau Bom Waktu Lingkungan?
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda (Wikipedia)

Suara.com - Maluku Utara kini menjadi sorotan nasional berkat pertumbuhan ekonominya yang fantastis, mencapai 34,6% pada kuartal pertama 2025, menjadikannya yang tertinggi di Indonesia.

Angka mengesankan ini tak lepas dari pesatnya hilirisasi nikel, komoditas tambang primadona di Bumi Kie Raha. Namun, di balik geliat ekonomi tersebut, tersimpan sebuah dilema besar yang menjadi perhatian serius Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda: bagaimana menyeimbangkan laju pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan dan diversifikasi sektor.

Dalam sebuah podcast bersama Helmy Yahya yang tayang di kanal YouTube, Sherly Tjoanda Gubernur Maluku Utara ini secara gamblang mengungkapkan kondisi ini.

"Kita patut bersyukur, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara memang luar biasa tingginya," ujar Sherly, dengan raut wajah yang menunjukkan kebanggaan sekaligus keprihatinan.

"Angka 34,6 persen itu bukan main-main. Ini adalah buah dari investasi besar-besaran di sektor hilirisasi nikel yang memang sedang gencar kita dorong."

Namun, di sisi lain, ketergantungan daerah terhadap sektor pertambangan ini sangatlah besar.

Tankapan layar podcast Helmy Yahya yang tayang di kanal YouTube, bersama Sherly Tjoanda. [YouTube]
Tankapan layar podcast Helmy Yahya yang tayang di kanal YouTube, bersama Sherly Tjoanda. [YouTube]

Sherly memaparkan, "Hampir 50 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kita saat ini, itu berasal dari sektor tambang, khususnya nikel. Ini menunjukkan betapa vitalnya nikel bagi penerimaan daerah kita saat ini."

Kendati demikian, Sherly menyadari betul bahwa ada harga yang harus dibayar jika eksploitasi ini tidak dikelola dengan bijak. Ia secara terbuka mengakui dampak lingkungan yang mungkin timbul.

"Tentu saja, pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat ini, apalagi yang digerakkan oleh sektor pertambangan, pasti ada dampaknya terhadap lingkungan," kata Sherly dengan nada serius.

Baca Juga: Dijodohkan dengan Dedi Mulyadi, Cara Sherly Tjoanda Ucapkan Salam Tuai Pro Kontra

"Jika kita tidak menerapkan good mining practice atau praktik pertambangan yang baik, maka kerusakan lingkungan itu akan terjadi. Dan ini adalah kekhawatiran besar kami."

Pentingnya menjaga keseimbangan menjadi fokus utama Sherly dalam kepemimpinannya.

"Kita tidak bisa hanya melihat pertumbuhan angka tanpa memikirkan bagaimana dampaknya untuk generasi mendatang," tegasnya.

"Saya selalu menekankan, kita harus menemukan titik seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Jangan sampai anak cucu kita nanti yang menanggung akibat dari apa yang kita lakukan hari ini."

Lebih lanjut, Sherly Tjoanda juga menyoroti potensi besar Maluku Utara di luar sektor pertambangan yang belum tergarap maksimal. Ia melihat adanya peluang besar untuk diversifikasi ekonomi.

"Maluku Utara ini bukan hanya nikel. Kita punya kekayaan alam yang luar biasa di sektor lain," jelas Sherly.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI