Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung kembali membuat gaduh ruang publik dengan kritik pedasnya yang ditujukan langsung kepada pemerintah. Dalam perbincangan panas pada podcast Deddy Sitorus TV yang ditayangkan di YouTube.
Rocky Gerung tak segan menuding pemerintah sengaja menutup-nutupi data pengangguran yang sebenarnya demi agenda pencitraan.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga membantah narasi pemerintah yang kerap membanggakan pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai sinyal positif ekonomi.
Menurutnya, fenomena tersebut justru merupakan cerminan dari kondisi yang lebih suram.
Data Pengangguran Disembunyikan

Sorotan utama Rocky Gerung tertuju pada transparansi data ketenagakerjaan yang dianggapnya bermasalah. Ia menuduh adanya upaya sistematis untuk menyembunyikan angka riil pengangguran agar citra pemerintah di mata publik tetap terlihat baik.
Padahal, menurutnya, data yang akurat adalah kunci untuk merumuskan kebijakan yang efektif. Tanpa kejujuran data, setiap solusi yang ditawarkan pemerintah tidak akan pernah menyentuh akar masalah.
"Pemerintah, khususnya Menteri Tenaga Kerja, dituding menyembunyikan data pengangguran demi pencitraan, padahal data tersebut penting untuk analisis dan perbaikan kebijakan," tegas Gerung dalam podcast tersebut.
Ketiadaan data yang kredibel ini, lanjutnya, menciptakan iklim ketidakpastian yang merugikan banyak pihak. Publik dan calon investor dipaksa membuat keputusan penting berdasarkan asumsi, bukan fakta yang solid.
Baca Juga: Pekerja Kena PHK Tetap Bisa Dapat BSU Rp600 Ribu? Tenang, Cek Syarat Lengkapnya di Sini
"Akibatnya, masyarakat dan investor harus mengandalkan intuisi karena ketiadaan data yang transparan," ujarnya. Kondisi ini secara perlahan dapat menggerus kepercayaan terhadap institusi negara.
Bantah Narasi Sukses UMKM

Kritik Rocky Gerung semakin tajam saat membahas fenomena menjamurnya UMKM di berbagai kota. Jika pemerintah melihatnya sebagai bukti keberhasilan dan kebangkitan ekonomi, Rocky justru punya pandangan sebaliknya.
Baginya, maraknya UMKM yang berjualan di pinggir jalan bukanlah indikator kemajuan, melainkan sebuah pelarian.
Ia menyebutnya sebagai mode bertahan hidup (survival mode) dari masyarakat yang terdesak karena sulitnya mendapatkan pekerjaan di sektor formal atau menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Munculnya banyak UMKM di pinggir jalan bukanlah tanda keberhasilan, melainkan pelarian dari industri formal dan mode bertahan hidup (survival mode)," jelas Gerung.