Hakim Geleng-geleng, Putri Koruptor Ini Beli BMW karena Alasan Sepele

Bernadette Sariyem Suara.Com
Sabtu, 19 Juli 2025 | 15:43 WIB
Hakim Geleng-geleng, Putri Koruptor Ini Beli BMW karena Alasan Sepele
Nadia Rovin Putri, putri dari terdakwa korupsi Novin Karmila, membuat hakim Pengadilan Tipikor Pekanbaru geleng-geleng kepala. Nadia beli mobil BMW X1 karena mobil sebelumnya 'kependekan'. [Suara.com]

Suara.com - Hakim Pengadilan Tipikor Pekanbaru, Riau, geleng-geleng kepala saat mendengar kesaksian tentang gaya hidup mewah Nadia Rovin Putri, putri dari terdakwa korupsi Novin Karmila.

Nadia dihadirkan dalam sidang ibunya, mantan Plt Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah (Setda) Pemkot Pekanbaru, pada Selasa (15/7/2025).

Bukannya memberikan kesaksian yang meringankan, kehadirannya justru membuka kotak pandora tentang aliran dana yang diduga hasil korupsi.

Puncaknya adalah ketika jaksa menampilkan bukti foto Nadia yang dengan bangga mengendarai mobil mewah BMW X1.

Mobil Eropa itu harganya di pasaran berkisar antara Rp330 juta hingga Rp1 miliar.

Gaya Hedon Putri Novin Karmila Bikin Ibu Jadi Koruptor, Minta Beli Tas Sepatu Mewah hingga BMW X1. (bidik layar X)
Gaya Hedon Putri Novin Karmila Bikin Ibu Jadi Koruptor, Minta Beli Tas Sepatu Mewah hingga BMW X1. (bidik layar X)

Alasan Absurd di Balik Mobil Mewah

Fakta yang paling membuat hakim tercengang bukanlah kepemilikan mobil mewah itu semata, melainkan cerita di baliknya.

Terungkap di persidangan bahwa BMW X1 tersebut dibeli setelah menjual mobil sebelumnya, sebuah Honda Civic Turbo.

Alasan penjualan mobil sedan sporty itu pun bukan karena rusak atau masalah teknis.

Baca Juga: Gaya Hedon Putri Novin Karmila Bikin Ibu Jadi Koruptor, Minta Beli Tas Sepatu Mewah hingga BMW X1

Tapi karena sebuah alasan yang terdengar sangat sepele dan penuh privilese.

Berdasarkan pernyataan Hakim Delta, mobil itu dijual karena dirasa "kependekan" oleh Nadia.

Kekecewaan hakim pun tak terbendung.

Ilustrasi BMW X1. (BMW)
Ilustrasi BMW X1. (BMW)

Ia secara langsung mencecar Nadia, menyandingkan permintaan mewahnya dengan realitas pekerjaan ibunya sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN).

“Kamu yakin orang tua kamu bisa belikan kamu BMW. Kamu, sudah punya Honda Civic Turbo karena (alasan) kependekan dijual, enak sekali," semprot Hakim Delta dengan nada tinggi.

"Ibumu tak punya warisan, tak punya penghasilan lain, tapi kamu minta BMW,” lanjutnya, dikutip hari Sabtu (19/7/2025).

Tas dan Berlian Cukup Lewat Pesan Singkat

Kemewahan yang dinikmati Nadia ternyata tidak berhenti di mobil.

Jaksa kemudian membeberkan bukti lain yang menunjukkan betapa mudahnya ia mendapatkan barang-barang mewah.

Cukup dengan mengirim pesan singkat kepada sang ibu, tas dan sepatu dari merek-merek ternama dunia bisa langsung ia miliki.

Penyidik bahkan telah menyita sejumlah barang bukti yang menguatkan gaya hidup hedon tersebut.

Di antaranya adalah sepatu merah mencolok dari merek mewah Louis Vuitton (LV) hingga berbagai aksesoris yang berhiaskan emas dan berlian dari merek Solomon hingga Maddona.

Semua bukti ini melukiskan sebuah gambaran yang sangat kontras. Satu sisi, seorang ibu yang menjabat sebagai abdi negara diadili karena kasus korupsi.

Sementara di lain sisi, seorang anak yang menikmati hasil dari dugaan kejahatan itu dengan tanpa beban.

  • Saksi: Nadia Rovin Putri.
  • Terdakwa: Novin Karmila (Ibu Nadia), eks Plt Kabag Umum Setda Pemkot Pekanbaru.
  • Barang Mewah: Mobil BMW X1.
  • Cerita Mobil: Dibeli setelah menjual Honda Civic Turbo dengan alasan "kependekan".
  • Barang Lain: Sepatu merek Louis Vuitton (LV), aksesoris emas dan berlian merek Solomon & Maddona.
  • Cara Memperoleh: Meminta langsung kepada ibunya melalui pesan singkat.
  • Reaksi Hakim: Geleng-geleng kepala, kecewa, dan mempertanyakan logika di balik permintaan mewah tersebut.

Kasus ini menjadi cerminan nyata bagaimana hasil korupsi seringkali tidak hanya dinikmati oleh pelaku utama, tetapi juga mengalir deras untuk membiayai gaya hidup mewah keluarga mereka.

Publik kini menanti putusan akhir dari hakim, tidak hanya untuk Novin Karmila, tetapi juga untuk melihat apakah ada pertanggungjawaban lebih lanjut terkait aliran dana haram yang telah dinikmati oleh pihak lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI