Hingga saat ini, Basarnas belum bisa mengakses bangkai kapal sepenuhnya karena kondisi medan dan sisa panas dari kapal yang terbakar. Proses evakuasi lanjutan dan investigasi penyebab kebakaran menjadi fokus utama.
Tragedi ini menjadi pengingat getir akan rentannya pelayaran antarpulau di Indonesia, terutama dalam menghadapi faktor cuaca dan keselamatan teknis.
"Kami tidak tahu harus ke mana. Tiba-tiba semua gelap, panas, dan suara tangisan di mana-mana. Saya hanya bisa peluk anak saya dan lompat ke laut,” ujar salah satu korban selamat yang kini dirawat di Likupang, dengan mata yang masih sembab.
Hari itu, laut tidak hanya membawa penumpang menuju tujuan. Laut juga menjadi saksi perpisahan, penyelamat, sekaligus tempat kembali bagi mereka yang tak sempat pulang.