Mengutip juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Surasant Kongsiri, France24 melaporkan bahwa akibat memanasnya situasi, Thailand telah menutup seluruh pos pemeriksaan di perbatasan dengan Kamboja. Dia menyebut bentrokan terjadi di sedikitnya enam lokasi.
Stasiun penyiaran Thai PBS, yang mengutip sumber militer, melaporkan bahwa sebelum baku tembak dimulai, sebuah drone pengintai milik Kamboja diketahui terbang di atas posisi pasukan Thailand.
Tak lama kemudian, pasukan darat Kamboja yang dipersenjatai pelontar granat dan senapan otomatis mendekati lokasi itu.
Militer Thailand sempat meminta pasukan Kamboja mundur untuk menghindari bentrokan lebih lanjut. Namun satu jam kemudian, artileri Kamboja mulai menembaki posisi militer Thailand, menurut laporan Thai PBS.
Bentrokan terus berlanjut dengan senjata otomatis dan artileri berat. Kamboja kemudian meluncurkan roket Grad yang menghantam wilayah di dua provinsi Thailand: Sisaket dan Surin.
Ketegangan itu dipicu oleh bentrokan pada 28 Mei lalu antara pasukan Thailand dan Kamboja di zona netral yang masih disengketakan, sesuai Nota Kesepahaman tentang Survei dan Penetapan Batas Darat yang ditandatangani kedua negara.
Zona tersebut merupakan satu dari lima titik perbatasan yang belum terselesaikan.
Sejak insiden pada Mei itu, Thailand memperketat pengawasan di titik-titik perlintasan perbatasan, memperpendek jam operasional, dan meningkatkan pengamanan.
Baca Juga: Perang Thailand-Kamboja: Operasi F-16 Picu Evakuasi, Ada Warga Sipil Dilaporkan Tewas