Tembak Jokowi, Bidik Prabowo-Gibran? Silfester Bongkar Motif Aneh di Balik Isu Ijazah Palsu

Andi Ahmad S Suara.Com
Kamis, 24 Juli 2025 | 20:11 WIB
Tembak Jokowi, Bidik Prabowo-Gibran? Silfester Bongkar Motif Aneh di Balik Isu Ijazah Palsu
Ketua Umum Solidaritas Merah Putih sekaligus Penanggung Jawab Deklarasi Setia Tegak Lurus 2024 Bersama Jokowi Silfester Matutina bersama Mantan Presiden RI Joko Widodo. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Suara.com - Sebuah pertanyaan besar dilontarkan Ketua Solidaritas Merah Putih (Solmet), Silfester Matutina, usai diperiksa penyidik Polda Metro Jaya terkait laporan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya, ada motif aneh dan tak logis di balik tuduhan yang terus diungkit, padahal Jokowi sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Silfester mensinyalir, serangan ini sejatinya bukan lagi tentang Jokowi, melainkan upaya terselubung untuk menggoyang stabilitas pemerintahan saat ini.

Setelah dicecar 46 pertanyaan oleh penyidik, Silfester Matutina secara terbuka mempertanyakan tujuan akhir dari para penuduh, termasuk Roy Suryo Cs.

Ia melihat sebuah kejanggalan besar karena sasaran tembaknya adalah sosok yang sudah tidak memiliki kepentingan politik untuk maju kembali.

"Pak Jokowi ini kan sudah selesai, sudah tidak ada kepentingan beliau akan menjadi presiden lagi," tegas Silfester dilansir dari Antara.

Menurutnya, logika politik yang sehat seharusnya fokus pada pemerintahan yang sedang berjalan. Ia pun secara eksplisit menyebut bahwa dukungan kini tercurah pada pemerintahan yang baru.

"Yang akan tetap kita dukung itu adalah Pak Prabowo dan Mas Gibran," ucapnya.

Pernyataan ini seolah membuka tabir baru, bahwa serangan terhadap Jokowi bisa jadi hanyalah pintu masuk untuk menciptakan destabilisasi pada pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Juga: Anies Baswedan Kuliti Borok Hukum dan Demokrasi RI: Investor Ogah Masuk, Rakyat Takut Ngomong

Silfester tak habis pikir mengapa para penuduh terus melakukan manuver yang ia sebut di luar nalar. Ia menilai, semua tuduhan yang dilayangkan tidak memiliki dasar bukti yang kuat, apalagi setelah pihak UGM hingga kepolisian telah memberikan klarifikasi.

"Tapi kawan-kawan ini ya kembali lagi, mereka melakukan hal-hal yang tidak logis di luar nalar," ujarnya dengan nada heran.

Sikap ini, menurutnya, mengindikasikan adanya agenda lain di balik narasi ijazah palsu. Ia melihat ada upaya adu domba politik yang sengaja dimainkan untuk menjaga suhu politik tetap panas, meskipun kontestasi Pilpres telah usai.

Meski fokus pada motif politik, Silfester memastikan proses hukum terus berjalan. Pemeriksaan selama berjam-jam di Polda Metro Jaya menjadi bukti keseriusannya dalam mengawal laporan yang telah ia buat.

"Itu kewenangan dari pihak Polda Metro Jaya, yang kita lihat kan kemarin pengembangan sudah sampai memeriksa beberapa saksi-saksi di Polres Surakarta, termasuk Bapak Jokowi," katanya. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI