Gestur Dingin Gibran ke AHY: Sinyal Benturan 'Geng Solo' vs 'Geng Pacitan' Menuju 2029?

Senin, 11 Agustus 2025 | 18:03 WIB
Gestur Dingin Gibran ke AHY: Sinyal Benturan 'Geng Solo' vs 'Geng Pacitan' Menuju 2029?
Tangkapan layar Gibran Rakabuming Raka tak salami AHY. [Dok. Istimewa]

Suara.com - Sebuah momen singkat di panggung acara resmi di Batujajar pada Minggu (10/8/2025) lalu kini menjadi pusat perbincangan politik.

Di tengah suasana penuh wibawa, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terekam kamera berjalan melewati Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Tak ada jabat tangan, hanya sebuah anggukan singkat yang terkesan dingin.

Bagi sebagian kalangan, gestur tersebut mungkin tidak bermakna apa-apa.

Namun, di panggung politik yang sarat dengan simbol, setiap gerakan dapat ditafsirkan sebagai pesan.

Pengamat politik, Muslim Arbi, menilai insiden ini lebih dari sekadar canggung.

Menurutnya, isyarat dingin itu adalah representasi kasat mata dari benturan dua poros kekuatan besar dalam koalisi: "Geng Solo" yang merupakan lingkar kekuasaan Presiden Joko Widodo dan Gibran, melawan "Geng Pacitan" sebagai episentrum politik keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat.

"Ketegangan di panggung Batujajar ini, bisa berdampak langsung pada stabilitas koalisi pendukung Prabowo–Gibran," sebut Arbi dikutip Senin (11/8/2025).

Kutipan ini menggarisbawahi potensi risiko bahwa riak-riak kecil di permukaan dapat menjadi gelombang besar yang menguji soliditas pemerintahan.

Baca Juga: Gibran Tak Salami AHY, Puan Maharani: Jangan Berspekulasi, Coba Berpikiran Positif

Istilah "Geng Solo" dan "Geng Pacitan" sendiri merujuk pada akar geografis dan ideologis dua dinasti politik modern di Indonesia.

"Geng Solo" lekat dengan gaya politik pragmatis Jokowi yang kini diwarisi oleh Gibran, sementara "Geng Pacitan" identik dengan trah politik SBY yang terstruktur dan terpusat di Partai Demokrat yang dipimpin AHY.

Persaingan ini, meski tak terucap, diyakini terus membayangi dinamika internal koalisi.

Di tengah spekulasi keretakan ini, Partai Demokrat secara terbuka menunjukkan manuver strategisnya.

Meski para elite partai seperti Andi Mallarangeng menyatakan belum ada pembahasan untuk mencalonkan AHY di Pilpres 2029 dan menegaskan dukungan penuh pada pemerintahan Prabowo, langkah-langkah partai berbicara lain.

Dalam sebuah retreat partai di Pacitan, AHY secara eksplisit menyebut acara itu sebagai momentum untuk "kontemplasi, evaluasi, sekaligus pembaruan semangat perjuangan politik partai termasuk persiapan menghadapi pileg dan pilpres pada 2029".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI