Para sopir truk ini, lanjutnya, menggunakan simbol tersebut sebagai medium perlawanan karena merasa kanal aspirasi formal sudah tidak lagi bisa diandalkan.
Ini adalah bentuk kreativitas kaum tertindas ketika suara mereka tak didengar. Pada akhirnya, ketakutan pemerintah pada simbol-simbol ini adalah potret dari kegagalan membangun kepercayaan dan bukti adanya kebijakan yang tidak memihak pada rakyat kecil.