Mereka tak menyangka akan mendapat "serangan balik" yang begitu polos dan jujur dari seorang anak kecil.
Panitia yang diberi tantangan itu hanya bisa tertawa terbahak-bahak sambil menerima alat lomba dari sang bocah.
Momen tersebut menjadi bukti bahwa dalam sebuah permainan, sportivitas terkadang bisa datang dalam bentuk yang paling lucu dan tak terduga.
Kepolosan bocah itu berhasil "menskakmat" panitia dan mengubah arena kompetisi menjadi panggung komedi dadakan yang menghibur semua orang.