Suara.com - Pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengenai akan adanya "efek kejut" dalam pengumuman Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP periode 2025-2030 mendatang memicu berbagai spekulasi.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga menilai bahwa kejutan sesungguhnya baru akan terjadi jika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memilih sosok selain Hasto Kristiyanto.
"Efek kejut baru terjadi bila Megawati Soekarnoputri memilih sekjen di luar Hasto. Sebab, Hasto bukan sosok asing sebagai sekjen PDIP. Karena itu, bila Hasto kembali menjadi sekjen maka sudah tidak ada lagi efek kejutnya," kata Jamiluddin kepada Suara.com, Rabu (13/8/2025).
Jamiluddin mengakui bahwa dari sisi kapabilitas, Hasto masih merupakan figur yang paling layak untuk kembali menduduki posisi strategis tersebut.
Menurutnya, kapasitas, integritas, dan loyalitas Hasto terhadap PDIP membuatnya sulit tergantikan dan kemungkinan besar akan tetap dipercaya oleh Megawati.
Meski demikian, jika 'efek kejut' yang diisyaratkan Puan benar-benar ingin diwujudkan, Jamiluddin menyoroti dua nama yang berpotensi kuat menggantikan Hasto, yakni Prananda Prabowo dan Ahmad Basarah.
"Efek kejut itu akan terasa bila nantinya yang menjadi sekjen PDIP bukan Hasto. Misalnya, Megawati menunjuk Prananda Prabowo menjadi sekjen," jelasnya.
Menurutnya, Prananda Prabowo memiliki keunggulan krusial dalam pemahaman mendalam terhadap ajaran-ajaran Bung Karno, yang esensial untuk membumikan ideologi partai ke seluruh kader.
"Prananda, yang sangat memahami ajaran Soekarno tentu akan membantu Megawati untuk membumikan ajaran tersebut ke kader PDIP," katanya.
Baca Juga: Misteri Jabatan Sekjen PDIP, Publik Diminta Tunggu Kejutan dari Megawati
Selain itu, Jamiluddin menilai putra kedua Megawati itu telah berpengalaman dalam mengelola internal partai, sehingga tugas-tugas kesekjenan bukanlah hal baru baginya.
Nama lain yang dinilai sangat layak oleh Jamiluddin adalah Ahmad Basarah. Sebagai seorang kader ideologis, Basarah diyakini mumpuni dalam menjaga kemurnian ideologi partai.
Loyalitas dan kepercayaan Megawati terhadapnya juga menjadi faktor penting, yang tercermin dari posisi strategis yang selama ini diembannya, termasuk sebagai Wakil Ketua MPR RI.
"Sebagai kader ideologis, Ahmad Basarah tentu sangat paham dalam menjaga ideologi Soekarno. Selain itu, Ahmad Basarah juga termasuk kader yang dipercaya Megawati," katanya.
Jamiluddin menyimpulkan bahwa teka-teki 'efek kejut' tersebut akan terjawab jika pilihan Megawati jatuh pada salah satu dari dua nama tersebut.
"Jadi, efek kejut itu bisa saja mengemuka bila sekjen yang dipilih Megawati adalah Prananda atau Ahmad Basarah, bukan Hasto," pungkasnya.
Sebelumnya, Puan Maharani memang sengaja membiarkan publik berspekulasi.
"Ya yang pertama pasti akan ada kejutan," kata Puan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Ia meminta publik untuk sabar menanti pengumuman resmi. "Ya kita tunggu saja kejutannya," katanya.
![Terdakwa kasus dugaan suap Pergantian Antarwaktu (PAW) untuk anggota DPR Harun Masiku dan perintangan penyidikan, Hasto Kristiyanto meninggalkan Rutan Kelas I Jakarta Timur Cabang Rutan KPK, Jakarta, Jumat (1/8/2025). [ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/bar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/01/27643-hasto-kristiyanto-hasto-kristiyanto-bebas.jpg)
Sementara di sisi lain, Ketua DPP PDIP bidang Keanggotaan dan Organisasi, Andreas Hugo Pareira, menegaskan bahwa keputusan akhir ada di tangan Megawati sebagai Ketua Umum dan Formatur Tunggal hasil Kongres ke-VI PDIP.
"Kongres ke VI PDI Perjuangan mengukuhkan Ketua Umum. Kemudian ketua umum sebagai formatur tunggal mengumumkan struktur kepengurusan DPP. Soal ada yang belum diumumkan itu wilayah prerogatif Ketua Umum terpilih," kata Andreas, Senin (4/8/2025).
Andreas memastikan bahwa posisi sekjen akan diumumkan sebelum kepengurusan baru didaftarkan ke Kementerian Hukum.
"Nanti juga diumumkan, soal kapan? Sebelum dilaporkan ke Kemhum tentunya," ujarnya.
Namun, ia kembali menegaskan kerahasiaan keputusan tersebut.
"Soal siapa, hanya ketua umum yang tahu," katanya.