2. Isu Adanya Korban Jiwa Lain dari Warga Sipil
![Massa melempari kawasan Kantor Bupati Pati dengan air mineral saat berunjuk rasa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). [ANTARA FOTO/Aji Styawan/nym]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/13/92572-demo-pati-demo-besar-besaran-di-pati-demo-pati-berakhir-ricuh.jpg)
Klaim yang Beredar: Selain kabar meninggalnya wartawan, beredar pula isu bahwa ada korban jiwa lain dari pihak warga sipil, termasuk anak-anak, akibat bentrokan dan efek gas air mata yang menyebar hingga ke permukiman.
Fakta Sebenarnya (Klarifikasi): Hingga Rabu sore, pihak berwenang secara tegas membantah adanya korban meninggal dunia dalam aksi tersebut.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, memberikan pernyataan resmi setelah melakukan pengecekan langsung ke rumah sakit.
"Dan sampai saat ini sampai sore hari ini hasil penelusuran dari kita Dari kepolisian nihil. Nihil adanya. Tidak ada korban yang meninggal dunia dari aksi anarkis tersebut. Demikian," ungkap Kombes Pol Artanto.
Pihaknya mencatat ada 34 orang yang mengalami luka-luka, terdiri dari 7 aparat keamanan dan 27 warga sipil yang dirawat karena luka lebam, luka di kepala, hingga sesak napas.
LBH Ansor Pati juga mengonfirmasi tidak ada laporan korban jiwa, meskipun mencatat sekitar 40 orang mengalami luka-luka.
3. Kapolsek Dipukuli Massa di Sekitar Alun-Alun

Klaim yang Beredar: Beredar video viral yang menunjukkan seorang anggota kepolisian dikeroyok dan dipukuli oleh sekelompok massa di tengah kericuhan.
Baca Juga: Bukan Kendaraan Biasa, Inilah Rantis Rimueng yang Selamatkan Bupati Pati dari Amukan Warga
Muncul pertanyaan apakah video tersebut benar terjadi dalam aksi demo di Pati.
Fakta Sebenarnya (Klarifikasi): Peristiwa ini BENAR TERJADI.
Polisi yang menjadi korban pemukulan massa tersebut adalah Kapolsek Kota Pati, Iptu Heru Purnomo.
Dalam beberapa rekaman video, Iptu Heru Purnomo terlihat diarak dan menerima beberapa pukulan serta tendangan dari massa, meskipun beberapa demonstran lain mencoba melindunginya.
Akibat insiden tersebut, ia mengalami sejumlah luka, termasuk di bagian kepala, dan harus mendapatkan perawatan medis di RSUD RAA Soewondo.
Kericuhan tidak hanya menimpa aparat, massa juga meluapkan amarah dengan membakar satu unit mobil provos milik kepolisian yang terparkir di dekat lokasi.