Profil Zhao Weiguo, Bos Perusahaan Raksasa China Dihukum Mati karena Korupsi

Yazir F Suara.Com
Kamis, 14 Agustus 2025 | 11:57 WIB
Profil Zhao Weiguo, Bos Perusahaan Raksasa China Dihukum Mati karena Korupsi
Zhao Weiguo [Linkedin]

Suara.com - Zhao Weiguo, yang pernah menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di industri teknologi China, harus menghadapi kenyataan pahit saat dijatuhi hukuman mati yang ditangguhkan oleh pemerintah China.

Mantan Komisaris Tsinghua Unigroup ini terbukti bersalah dalam kasus korupsi yang tidak hanya menghancurkan kariernya, tetapi juga menyebabkan kebangkrutan perusahaan yang pernah ia pimpin.

Lahir pada tahun 1967 di Xinjiang, China, Zhao Weiguo tumbuh dalam lingkungan yang jauh dari pusat kekuasaan dan teknologi.

Namun, kecerdasannya berhasil membawanya ke salah satu institusi pendidikan paling bergengsi di negara itu, Universitas Tsinghua.

Di sinilah ia menimba ilmu dan berhasil meraih gelar sarjana dan magister di bidang teknik elektro. Pendidikan inilah yang menjadi fondasi bagi perjalanan kariernya yang meroket di kemudian hari.

Perjalanan profesional Zhao dimulai tak lama setelah ia menyelesaikan pendidikannya. Ia sempat bekerja di Tsinghua Holdings sebelum akhirnya mendirikan perusahaan sendiri.

Pada tahun 2004, ia mendirikan Jiankun Group, sebuah perusahaan investasi yang berfokus pada sektor properti, gas alam, dan teknologi informasi.

Kejelian bisnisnya membuat Jiankun Group tumbuh pesat dan berhasil mengumpulkan pundi-pundi kekayaan yang signifikan.

Langkah besar Zhao Weiguo terjadi pada 2009 ketika Jiankun Group menjadi salah satu pemegang saham utama di Tsinghua Unigroup dengan kepemilikan saham mencapai 49 persen.

Baca Juga: Sistem Layanan on Demand GoTo Kini Ditampung di Pusat Data Milik Perusahaan China

Sejak saat itu, ia memegang kendali penuh sebagai Chairman dan Presiden Tsinghua Unigroup.

Di bawah kepemimpinannya, Tsinghua Unigroup bertransformasi menjadi raksasa semikonduktor China yang diperhitungkan di kancah global.

Dengan strategi ambisius "dari chip ke awan", Zhao melakukan serangkaian akuisisi besar-besaran terhadap perusahaan teknologi berpengaruh, termasuk Spreadtrum, RDA Microelectronics, dan H3C Group.

Perusahaan bahkan berani membeli saham Western Digital, salah satu pemain utama dalam industri penyimpanan data digital dunia.

Langkah-langkah strategis ini tidak hanya memperkuat posisi Tsinghua Unigroup, tetapi juga sejalan dengan ambisi China untuk mandiri dalam teknologi semikonduktor.

Namun, di balik citra kesuksesan dan visinya yang cemerlang, tersembunyi praktik-praktik yang akhirnya menjatuhkannya.

Zhao Weiguo dilaporkan "menghilang" dari pandangan publik pada pertengahan 2022 dan secara resmi didakwa atas kasus korupsi pada Maret 2023.

Penyelidikan mengungkapkan bahwa Zhao menyalahgunakan posisinya untuk memperkaya diri sendiri dan merugikan aset negara.

Ia terbukti secara ilegal memperoleh properti perusahaan dengan harga di bawah standar, yang menyebabkan kerugian negara hingga 470 juta yuan.

Akumulasi utang akibat ekspansi yang agresif dan tanpa perhitungan matang akhirnya membuat Tsinghua Unigroup terperosok ke dalam krisis finansial hebat.

Sejak akhir 2020, perusahaan mulai gagal membayar utang obligasi, yang memicu proses restrukturisasi kebangkrutan pada Juli 2021.

Raksasa teknologi yang pernah menjadi kebanggaan China itu akhirnya harus diselamatkan melalui suntikan dana dari konsorsium yang dipimpin oleh Wise Road Capital dan Beijing Jianguang Asset Management.

Pada Mei 2025, pengadilan China menjatuhkan vonis hukuman mati dengan penangguhan dua tahun kepada Zhao Weiguo.

Ia juga dicabut hak politiknya seumur hidup dan seluruh aset pribadinya disita oleh negara.

REKOMENDASI

TERKINI