5 Fakta Lamaran Pria Ditolak Gegara Rombongan Terlalu Banyak di Sidoarjo, Siapkan Cincin-Kalung Emas

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 15 Agustus 2025 | 18:07 WIB
5 Fakta Lamaran Pria Ditolak Gegara Rombongan Terlalu Banyak di Sidoarjo, Siapkan Cincin-Kalung Emas
Viral lamaran pria di Sidoarjo ditolak karena bawa banyak rombongan. [Dok. Istimewa]

Suara.com - Suasana bahagia yang diharapkan Wahyu Hidayat (37) warga Desa Krembangan, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, berubah pilu setelah lamaran ditolak oleh keluarga sang kekasih. Momen ini viral di media sosial usai video prosesi tersebut beredar luas.

Peristiwa itu terjadi saat Wahyu mendatangi rumah calon mempelai perempuan di Surabaya untuk melamar, setelah berpacaran selama lima bulan. Ia datang membawa rompongan lamaran berisi keluarga, teman dekat, tetangga, dan pemuka agama.

Sesuai adat, Wahyu juga menyiapkan sejumlah barang berharga sebagai seserahan. Di antaranya cincin emas, kalung emas, telepon genggam, sepatu, dan baju, dengan total nilai mencapai belasan juta rupiah.

Prosesi lamaran berlangsung khidmat dan dipimpin pemuka agama, hingga semua barang diserahkan kepada pihak keluarga perempuan.

Namun, kebahagiaan itu runtuh setelah pihak keluarga perempuan menyampaikan keputusan mengejutkan. Lamaran Wahyu ditolak karena dinilai melanggar kesepakatan awal. Menurut perjanjian, ia hanya boleh membawa maksimal 25 orang, tetapi yang hadir justru sekitar 40 orang.

"Kalung cincin, HP, sepatu, baju, total belasan juta, mau bagaimana lagi cowok ditolak lamaran, bahkan kepingin bunuh diri," kata Wahyu.

Kisah ini mengundang reaksi netizen, sebagian menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas sebelum prosesi adat, terutama terkait jumlah tamu dan adat keluarga.

Berikut 5 fakta viralnya lamaran pria ditolak di Sidoarjo.

1. Berawal dari Pacaran Singkat

Wahyu Hidayat dan kekasihnya hanya menjalani hubungan selama lima bulan sebelum memutuskan melangkah ke jenjang lamaran. Keputusan ini diambil setelah keduanya merasa cocok, meski belum terlalu lama saling mengenal.

Kisah ini mengingatkan bahwa dalam beberapa budaya, lamanya hubungan seringkali menjadi pertimbangan penting sebelum acara lamaran dilakukan.

2. Membawa Rombongan Lebih dari Kesepakatan

Pihak keluarga perempuan sebelumnya sudah menetapkan aturan agar rombongan lamaran tidak melebihi 25 orang. Namun, pada hari H, Wahyu justru datang bersama sekitar 40 orang.

Perbedaan jumlah ini disebut menjadi alasan utama penolakan lamaran, karena dianggap tidak menghormati kesepakatan awal dan bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi tuan rumah.

3. Seserahan Bernilai Belasan Juta

Wahyu datang membawa seserahan yang nilainya mencapai belasan juta rupiah, terdiri dari cincin emas, kalung emas, telepon genggam, sepatu, dan baju. Semua barang tersebut disiapkan sebagai simbol keseriusan untuk meminang sang kekasih. Meski begitu, penolakan tetap terjadi meski seserahan telah diserahkan kepada pihak keluarga perempuan.

4. Prosesi Awalnya Berlangsung Khidmat

Sebelum keputusan penolakan disampaikan, prosesi lamaran berjalan seperti biasanya. Pemuka agama memimpin acara dengan khidmat, dihadiri keluarga inti, kerabat dekat, hingga tokoh masyarakat. Semua barang seserahan sudah diserahkan dan doa-doa juga telah dipanjatkan, sehingga momen penolakan menjadi sangat mengejutkan bagi pihak Wahyu.

5. Viral di Media Sosial

Video detik-detik lamaran yang berakhir penolakan ini beredar luas di berbagai platform, mulai dari Facebook, Instagram, hingga TikTok. Banyak warganet memberikan komentar beragam, mulai dari simpati hingga mengingatkan pentingnya menjaga komunikasi dan mematuhi aturan yang sudah disepakati bersama sebelum prosesi adat.

Fenomena ini menunjukkan bahwa lamaran ditolak bukan hanya persoalan perasaan, tetapi juga kesepakatan dan tata cara adat yang harus dihormati kedua belah pihak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI