“Karena yang diperlihatkan kepada anda (Suryono) itu adalah dokumen–dokumen yang satu dengan lainnya tidak konsisten. Atau dokumen–dokumen yang sudah terekayasa,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menyinggung kejanggalan yang pernah ditemukan Bareskrim saat memeriksa dokumen Jokowi.
“Saya bisa katakan itu karena dokumen yang di Bareskrim Mabes Polri ada banyak hal aneh. Seperti Jokowi itu hanya 122 kredit (SKS) dengan IP 2,05 dan tidak ada mata kuliah jurusannya. Padahal 122 itu tidak mungkin sarjana, karena menurut Dokter Tifa kalau sarjana paling tidak harus 161,” terang Refly.
“Yang kedua terkait tahun KKN, Bareskrim mengatakan 1983 atau 1984 gitu, tetapi Jokowi mengatakan awal 1985. Kemudian registrasi itu sarjana muda berkali–kali dicontreng,” lanjutnya.
Ia pun menutup dengan pesan kepada Suryono agar tidak terpaku pada satu sumber saja.
“Jadi pak jangan tabayyun hanya pada 1 sumber saja, coba bapak tabayyun juga dengan Roy Suryo,” pungkas Refly.
Kontributor : Kanita