Gempa Poso Sulawesi Tengah: Dampak Kerusakan, Korban, dan Penanganan Terkini

Chandra Iswinarno Suara.Com
Senin, 18 Agustus 2025 | 09:30 WIB
Gempa Poso Sulawesi Tengah: Dampak Kerusakan, Korban, dan Penanganan Terkini
Kerusakan Gereja Elim di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah akibat gempa magnitudo 5,8 mengguncang wilayah tersebut pada Minggu (17/8/2025). [ANTARA/HO-BPBD Sulteng]

Suara.com - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah bertepatan momen peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, Minggu (17/8/2025).

Intinya: 

  • Gempa magnitudo 5,8 mengguncang Poso, Sulawesi Tengah pada 17 Agustus 2025, disebabkan oleh aktivitas Sesar Tokararu.
  • Bencana ini mengakibatkan satu orang meninggal dunia, 32 orang luka-luka, dan merusak sedikitnya 41 bangunan termasuk rumah dan fasilitas ibadah.
  • Pemerintah melalui BNPB dan BPBD telah menurunkan tim dan bantuan darurat ke lokasi terdampak.

Gempa yang terjadi pada jam 06.30 WIB, awalnya menunjukan angka magnitudo 6,0. Namun kemudian dikoreksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

Pusat gempa atau episenter berlokasi di tengah laut berjarak sekia 13 kilometer arah barat laut Kota Poso, tepatnya berada pada koordinat 1,27 derajat Lintang Selatan dan 120,75 derajat Bujur Timur.

Gempa ini tergolong sebagai gempa bumi dangkal. Kedalamannya tercatat hanya 10 kilometer di bawah permukaan laut.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan bahwa gempa disebabkan aktivitas sesar atau patahan aktif di wilayah tersebut.

"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Tokararu," ungkap Daryono dalam keterangannya.

Mekanisme pergerakan patahan ini diidentifikasi sebagai pergerakan naik atau thrust fault.

Meskipun berpusat di laut, BMKG dengan cepat memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Baca Juga: Kondisi Terkini Jaringan Listrik PLN Pasca Gempa Poso

"Hasil analisis dari BMKG, gempa bumi tidak berpotensi tsunami," katanya.

Imbauan pun disampaikan kepada masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, khususnya yang merasakan guncangan.

Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BMKG juga mencatat adanya aktivitas gempa susulan atau aftershock setelah gempa utama terjadi.

Tercatat hingga jam 12.00 Wita Minggu, terjadi 27 gempa susulan dengan kekuatan bervariasi.

Magnitudo terbesar dari gempa susulan ini mencapai M 3,3.

Guncangan gempa utama dirasakan dengan intensitas yang cukup kuat di wilayah Poso dan sekitarnya.

Getaran gempad dirasakan hingga ke beberapa wilayah di provinsi tetangga. Wilayah seperti Luwu Timur, Palopo, Tana Toraja, dan Wajo di Sulawesi Selatan.

Guncangan juga dirasakan hingga ke Provinsi Sulawesi Barat, seperti di wilayah Mamuju, Masamba, Majene, Pasangkayu, dan Polman.

Akibatnya,  satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Korban meninggal merupakan seorang jemaat gereja yang sebelumnya berada dalam kondisi kritis.

Ia tertimpa reruntuhan material saat sedang beribadah di Gereja Elim Masani, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.

Selain korban jiwa, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat puluhan warga mengalami luka-luka. Hingga laporan terakhir, jumlah korban luka mencapai 32 orang.

Dari jumlah tersebut, penanganan medis dilakukan secara bertingkat sesuai dengan kondisi korban. Sebanyak 16 korban luka dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Poso untuk perawatan lebih lanjut.

Dua dari korban yang dirujuk ke RSUD Poso dilaporkan berada dalam kondisi kritis.

Sementara itu, enam orang lainnya dirawat di Puskesmas Tokorondo, dan sepuluh orang sisanya mengalami luka ringan.

Selain itu, kerusakan signifikan pada sejumlah bangunan.

Gempa berkekuatan 5,8 yang mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah merusak sejumlah bangunan, baik tempat ibadah, rumah tinggal hingga fasilitas lainnya, Minggu (17/8/2025). [ANTARA/HO-BPBD Sulteng]
Gempa berkekuatan 5,8 yang mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah merusak sejumlah bangunan, baik tempat ibadah, rumah tinggal hingga fasilitas lainnya, Minggu (17/8/2025). [ANTARA/HO-BPBD Sulteng]

Berdasarkan data sementara BPBD Kabupaten Poso, dilaporkan puluhan bangunan terdampak, mulai dari rumah tinggal hingga fasilitas umum.

Total setidaknya 41 hingga 45 unit bangunan mengalami kerusakan. Kerusakan ini terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu rusak berat dan rusak ringan.

Laporan merinci adanya 11 hingga 12 unit rumah yang mengalami rusak berat. Sementara itu, sebanyak 26 hingga 33 unit rumah lainnya mengalami kerusakan ringan.

Kerusakan juga menimpa fasilitas umum yang vital bagi masyarakat. Tercatat satu unit gedung Sekolah Dasar Negeri 1 Tangkura rusak.

Tiga unit fasilitas ibadah juga dilaporkan mengalami kerusakan. Ketiga gereja tersebut adalah Gereja Jemaat Elim di Desa Masani, Gereja Gloria, dan GPDL Mahnaim.

Gereja Elim di Desa Masani menjadi salah satu bangunan yang mengalami kerusakan paling parah. Bangunan gereja tersebut dilaporkan roboh saat jemaat sedang melaksanakan ibadah pagi.

Akibat kejadian tersebut, sekitar 10 orang jemaat mengalami luka-luka. Mereka tertimpa material bangunan gereja yang masih dalam tahap konstruksi.

Pemerintah daerah melalui BPBD Poso bersama aparat setempat bergerak cepat untuk melakukan pendataan. Tim Reaksi Cepat (TRC) diturunkan untuk melakukan asesmen di desa-desa terdampak.

Data menunjukkan bahwa kerusakan tersebar di sembilan desa. Desa-desa tersebut antara lain Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, Lape, Bega, Kilo, Maranda, dan Petiwunga.

Salah satu wilayah yang paling terdampak adalah Desa Masani di Kecamatan Poso Pesisir. Di desa ini, sekitar 433 jiwa dari 184 Kepala Keluarga (KK) dilaporkan terdampak gempa.

Sebagai respons cepat, pemerintah pusat melalui BNPB segera mengambil langkah-langkah darurat. Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB diberangkatkan pada Senin dini hari menuju lokasi bencana.

Tim ini bertugas memberikan dukungan penanganan darurat dan melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah. Bantuan logistik tahap awal juga telah disiapkan untuk dikirimkan.

Bantuan tersebut mencakup kebutuhan mendesak bagi para pengungsi. Bantuan yang disiapkan antara lain tenda pengungsi, terpal, makanan siap saji, selimut, matras, perlengkapan bayi, dan obat-obatan.

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto telah memerintahkan diadakannya rapat koordinasi penanganan darurat bertujuan untuk memastikan penanganan berjalan cepat dan tepat sasaran.

BNPB terus berkoordinasi secara intensif dengan BPBD Provinsi Sulawesi Tengah dan BPBD Kabupaten Poso. Tujuannya adalah untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan pengungsi dan pemulihan kondisi masyarakat.

Data dan Fakta Gempa Poso 17 Agustus 2025

Waktu KejadianMinggu, 17 Agustus 2025, 06:38 WITA
Magnitudo5,8 (koreksi dari M 6,0)
Pusat Gempa13 km Barat Laut Kota Poso, Kedalaman 10 km
PenyebabAktivitas Sesar Tokararu
Potensi TsunamiTidak Berpotensi Tsunami
Korban Jiwa1 Orang Meninggal Dunia
Korban Luka32 Orang
Kerusakan Bangunan41-45 Unit (Rumah, Sekolah, Gereja)
Wilayah Terdampak9 Desa di Kabupaten Poso
Gempa Susulan27 kali (terbesar M 3,3)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI