Mencekam saat Kerusuhan di Jakarta, Warga Glodok Takut Kejadian 98 Terulang

Kamis, 04 September 2025 | 16:46 WIB
Mencekam saat Kerusuhan di Jakarta, Warga Glodok Takut Kejadian 98 Terulang
Situasi mencekam melanda di benak para pedagang dan pengunjung di kawasan Pecinan Glodok, Jalan Pancoran, Jakarta Barat sejak 25 Agustus lalu saat ramainya gelombang unjuk rasa berujung kericuhan di berbagai lokasi. (Suara.com/Fakhri)
Baca 10 detik
  • Pedagang di Glodok sempat khawatir kerusuhan pada Mei tahun 1998 kembali terulang
  • Demo berujung ricuh di sejumlah wilayah di Jakarta terjadi pada akhir Agustus 2025
  • Pramono memastikan Jakarta sudah berstatus aman sejak awal September 2025.

Suara.com - Situasi mencekam sempat melanda di benak para pedagang dan pengunjung di kawasan Pecinan Glodok, Jalan Pancoran, Jakarta Barat sejak akhir Agustus lalu, atau saat ramainya gelombang unjuk rasa berujung kericuhan di berbagai lokasi.

Saat itu, tak sedikit dari pedagang yang memilih untuk menutup tokonya demi keselamatan diri.

Hal ini diakui oleh karyawan toko kelontong bernama Anang. Ia mengakui ada sejumlah kios lain yang memilih menutup toko demi keselamatan saat situasi sedang panas-panasnya.

"Di sini ada beberapa tutup. Di depan (jalan utama Jalan Pancoran) paling yang banyak tutup," ujar Anang kepada Suara.com, Kamis (4/9/2025).

Untuk toko tempatnya bekerja sendiri sebenarnya masih tetap buka walaupun beberapa kali ditutup lebih cepat dari jadwal biasa.

"Kalau di sini tetap buka. Cuma pernah emang kita setengah hari bukanya," ungkapnya.

Anang mengakui adanya narasi penjarahan yang sudah mengarah kepada etnis Tionghoa selaku mayoritas penduduk Glodok.

Hal ini membuatnya khawatir kerusuhan pada Mei tahun 1998 kembali terulang dan mengancam keselamatannya.

"Iya takut pastinya. Kan 98 parah banget. Kalau itu baru kita tutup semua pada takut dijarah," ungkapnya.

Baca Juga: Unik! Masjid Arab di Tengah Pecinan Makassar, Jemaahnya Hanya Pria

Tak hanya dirinya, bosnya yang juga merupakan etnis Tionghoa juga khawatir kerusuhan dan penjarahan sampai ke kawasan Glodok.

"Kalau sampai sini sih udah gawat banget. Apalagi sampai halte-halte kan dibakar ya," lanjutnya.

Hal serupa juga dialami oleh pedagang manisan di Glodok berinisial A yang terpaksa menutup tokonya selama dua hari pada 29 dan 30 Agustus.

Saat itu, situasi Jakarta sedang panas-panasnya setelah adanya kejadian mobil rantis Brimob melindas ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan hingga meninggal dunia.

Situasi mencekam melanda di benak para pedagang dan pengunjung di kawasan Pecinan Glodok, Jalan Pancoran, Jakarta Barat sejak 25 Agustus lalu saat ramainya gelombang unjuk rasa berujung kericuhan di berbagai lokasi. (Suara.com/Fakhri)
Situasi mencekam melanda di benak para pedagang dan pengunjung di kawasan Pecinan Glodok, Jalan Pancoran, Jakarta Barat sejak 25 Agustus lalu saat ramainya gelombang unjuk rasa berujung kericuhan di berbagai lokasi. (Suara.com/Fakhri)

Publik yang awalnya memprotes DPR RI langsung marah besar pada instansi Polri.

"Pas habis ada ojol meninggal itu besoknya kita tutup. Takut makin rusuh," jelasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?