Blunder Etik Menhut Raja Juli di Meja Domino, Pengamat Salahkan Kabinet Gemuk Prabowo

Senin, 08 September 2025 | 14:56 WIB
Blunder Etik Menhut Raja Juli di Meja Domino, Pengamat Salahkan Kabinet Gemuk Prabowo
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni. (Suara.com/Dea)
Baca 10 detik
  • Raja Juli Antoni menuai kritik keras setelah fotonya bermain domino dengan Aziz Wellang
  • Pengamat Ray Rangkuti menilai insiden ini adalah dampak dari kabinet yang terlalu besar
  • Sang menteri membela diri dengan menyatakan tidak mengenal latar belakang Aziz Wellang

Suara.com - Sebuah foto di meja domino telah memicu badai kritik publik. Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni tertangkap kamera sedang bermain kartu dengan Aziz Wellang, seorang pengusaha yang memiliki rekam jejak kelam sebagai bekas tersangka kasus pembalakan liar di Katingan, Kalimantan Tengah.

Momen santai ini sontak berubah menjadi blunder etika serius yang mempertaruhkan wibawa pemerintah.

Insiden ini langsung direspons tajam oleh Pendiri Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti. Menurutnya, kejadian memalukan ini adalah buah dari membengkaknya jumlah menteri dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto.

Kabinet yang terlalu gemuk, kata Ray, secara langsung melemahkan sistem pengawasan dan kontrol terhadap perilaku serta etika para pejabat negara.

"Peristiwa ini menjelaskan banyaknya jumlah pejabat negara yang berada di lingkaran istana mengakibatkan pengawasan menjadi sulit. Kurang adanya kontrol. Saat yang bersamaan, karena direkrut berdasarkan kesukaan itu kadang-kadang tidak terverifikasi bentuknya, watak, tabiat, dan sebagainya," kata Ray kepada wartawan, Senin (8/9/2025).

Ray menegaskan bahwa ini bukanlah kali pertama pejabat negara tersandung masalah etika. Ia mengingatkan publik pada kasus-kasus sebelumnya, seperti ulah Menteri Desa PDTT, Menteri UMKM, hingga Kepala BNPB yang menyalahgunakan kop surat negara untuk urusan pribadi.

Menanggapi klarifikasi Raja Juli yang mengaku tidak mengenal latar belakang lawan mainnya, Ray menilai hal itu bisa dipahami namun tidak bisa dijadikan pembenaran. Kesalahan tetaplah kesalahan dan harus menjadi bahan evaluasi serius bagi Istana.

"Tetap saja hal itu kekeliruan yang harus dievaluasi. Antara lain membuat aturan melakukan rehat paska aktivitas kenegaraan," kata Ray.

Lebih jauh, Ray mendesak Presiden Prabowo untuk segera turun tangan dengan membuat aturan yang tegas dan mengikat demi menjaga marwah pejabat negara.

Baca Juga: Menhut Domino Bareng Tersangka Pembalak Liar, Pengamat: Kabinet Gemuk Lemahkan Kontrol Etika!

Salah satu usulannya adalah melarang pejabat menerima atau mengunjungi individu yang memiliki kaitan dengan instansi yang mereka pimpin di luar agenda resmi.

"Termasuk membuat aturan tidak dapat menerima atau mengunjungi individu yang memiliki keterkaitan dengan instansi yang dipimpin di luar pertemuan formal. Hal ini demi menjaga agar pejabat negara tidak terpleset gegara ketidaktahuan," lanjutnya.

Di sisi lain, Raja Juli Antoni telah memberikan kronologi versinya. Ia mengaku pada Senin (1/9) malam diundang oleh Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, ke posko Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), di mana Karding menjabat sebagai sekjen.

"Saya berdiskusi dengan Mas Menteri Karding berdua saja di ruang bagian belakang selama 2 jam-an lebih. Tidak ada tema diskusi kami menyangkut kasus pembalakan liar sama sekali. Mendekati jam 24.00 saya pamit pulang kepada beliau," ungkap Raja Juli.

Namun, sebelum pulang, ia diajak untuk bergabung sejenak di ruang tamu yang sudah ramai. Di sanalah ia melihat beberapa orang, termasuk Karding, sedang bermain domino.

"Setelah dua kali putaran, saya pamit pulang kepada Mas Menteri Karding dan banyak orang yang ada di ruang tamu tersebut," tuturnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI