Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Jum'at, 03 Oktober 2025 | 13:27 WIB
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
Kepala BNPT, Eddy Hartono, di Lapas Kelas I Semarang. (Foto dok. Ist)
Baca 10 detik
  • Negara menunjukkan komitmennya untuk merangkul kembali mereka yang pernah tersesat seperti Abu Rusydan, mantan Amir Jemaah Islamiyah (JI).
  • Kunjungan Eddy Hartono merupakan tindak lanjut dari ikrar kembalinya eks anggota JI ke NKRI yang dijadwalkan pada Desember 2024.
  • Abu Rusydan tetap komitmen bahwa JI sudah dibubarkan dan kembali kepada NKRI. 

Suara.com - Sebuah langkah signifikan dalam program deradikalisasi terus digaungkan.

Negara, melalui kolaborasi erat antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus 88 Antiteror Polri, serta Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pemasyarakatan) Kementerian Hukum dan HAM, menunjukkan komitmennya untuk merangkul kembali mereka yang pernah tersesat, termasuk sosok penting seperti Abu Rusydan, mantan Amir Jemaah Islamiyah (JI).

Kehadiran Kepala BNPT, Eddy Hartono, di Lapas Kelas I Semarang pada Kamis (2/10) bukan tanpa tujuan.

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari ikrar kembalinya eks anggota JI ke NKRI yang dijadwalkan pada Desember 2024.

Pusat perhatian kali ini tertuju pada Abu Rusydan, salah satu nama besar di lingkaran JI yang kini menjalani masa hukuman.

“Kami berkunjung ke Abu Rusydan, salah satu Amir JI yang masih menjalani masa hukuman di Lapas Kelas I Semarang. Tujuan kami adalah komitmen bahwa negara hadir untuk melakukan pembinaan, meliputi wawasan kebangsaan, keagamaan, dan kewirausahaan,” tegas Eddy Hartono, menggarisbawahi upaya konkret negara dalam meredam radikalisme.

Perjalanan Abu Rusydan dari pucuk pimpinan organisasi terlarang hingga menunjukkan kesadaran kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi menjadi sorotan utama.

Ditjen Pemasyarakatan, yang diwakili oleh Chandran Lestyono, memberikan kabar baik mengenai progres deradikalisasi Abu Rusydan.

“Alhamdulillah, Abu Rusydan tetap komitmen bahwa JI sudah dibubarkan dan kembali kepada NKRI. Selama di Lapas, ia berkelakuan baik dan menunjukkan itikad baik,” ujar Chandran.

Baca Juga: Stabilitas Bisa Gonjang-ganjing, Kepala BNPT: Negara Wajib Cegah Paham Terorisme

Chandran menambahkan bahwa kondisi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang tak henti memonitor dan melakukan pembinaan sesuai ketentuan yang berlaku.

“Progresnya sangat baik. BNPT konsisten memonitor, tim lapas juga terus melakukan pembinaan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas I Semarang, Fonika Affandi, juga menyampaikan apresiasi atas dukungan BNPT dalam program pembinaan narapidana terorisme (napiter) di lembaganya.

“Kami berterima kasih kepada BNPT. Pembinaan napiter tidak bisa dilakukan sendiri, harus bersama-sama. Dengan kolaborasi, kita harapkan mereka benar-benar kembali ke NKRI,” ungkap Fonika, menekankan pentingnya sinergi untuk keberhasilan program deradikalisasi.

Kisah Abu Rusydan menjadi cerminan nyata dari harapan dan upaya tanpa henti negara dalam memerangi terorisme tidak hanya dengan penindakan, tetapi juga dengan pembinaan dan perangkulan. Ini adalah bukti bahwa pintu kembali ke pangkuan NKRI selalu terbuka bagi mereka yang benar-benar ingin bertobat.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI