Profil Eric Trump, Sosok di Balik Bisik-bisik Prabowo-Donald Trump

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 14 Oktober 2025 | 16:36 WIB
Profil Eric Trump, Sosok di Balik Bisik-bisik Prabowo-Donald Trump
Profil Eric Trump, Sosok di Balik Bisik-bisik Prabowo-Donald Trump dan Bisnisnya di Indonesia. (Instagram/@erictrump)
Baca 10 detik
  • Eric Trump adalah putra Donald Trump dan pilar utama bisnis The Trump Organization di kancah global.
  • Namanya disebut Prabowo saat bertemu dengan Donald Trump dalam KTT Perdamaian Gaza, Mesir.
  • Selain bisnis, ia juga seorang filantropis dan penasihat penting dalam kampanye politik ayahnya.

Suara.com - Sebuah momen singkat di KTT Perdamaian Gaza, Mesir, memicu spekulasi luas di kalangan politik dan bisnis. Di sela-sela acara resmi, mikrofon yang masih menyala secara tak sengaja merekam percakapan antara Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Dalam rekaman itu, Prabowo terdengar jelas melontarkan sebuah pertanyaan: "Can I meet Eric?" (Bisakah saya bertemu Eric?).

Pertanyaan ini, meski singkat, membuka tabir ketertarikan pada sosok Eric Trump, putra ketiga Donald Trump yang memegang peranan vital dalam kerajaan bisnis global keluarga Trump.

Siapakah Eric Trump, dan mengapa pertemuannya dianggap penting oleh seorang kepala negara?

Jawabannya terletak pada posisinya sebagai pilar utama The Trump Organization, terutama dalam ekspansi portofolio properti dan perhotelan mewah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Profil Eric Trump, Sang Pewaris 

Eric Trump. (Instagram/@erictrump)
Eric Trump. (Instagram/@erictrump)

Lahir pada 6 Januari 1984, Eric Frederick Trump adalah anak ketiga dari pernikahan Donald Trump dengan istri pertamanya, Ivana Trump. Ia tumbuh di tengah lingkungan bisnis real estat yang dinamis.

Setelah menyelesaikan studinya dengan predikat sangat baik dalam bidang Keuangan dan Manajemen dari Georgetown University, Eric langsung bergabung dengan The Trump Organization pada tahun 2006.

Saat ini, Eric menjabat sebagai Executive Vice President (EVP) The Trump Organization, berbagi peran dengan kakaknya, Donald Trump Jr.

Dalam kapasitasnya, Eric bertanggung jawab atas semua aspek operasional perusahaan, mulai dari akuisisi, pengembangan proyek baru, konstruksi, hingga branding dan manajemen perhotelan.

Baca Juga: Pulang dari Mesir, Prabowo Sampaikan Poin-poin Perjanjian Perdamaian Gaza

Berbasis di Palm Beach, Florida, kepemimpinannya menjadi instrumen penting dalam memperkuat posisi The Trump Organization sebagai salah satu merek real estat swasta paling ikonik di dunia.

Beberapa Proyek Besar di Bawah Kendalinya

1. Ekspansi Trump Golf

Eric disebut sebagai tokoh kunci di balik pertumbuhan fenomenal Trump Golf.

Ia berhasil mengubah portofolio dari hanya tiga properti pada tahun 2006 menjadi 21 klub golf kelas dunia yang tersebar di Amerika Serikat, Eropa, Asia, dan Timur Tengah.

2. Renovasi Properti Ikonik

Dia secara pribadi mengawasi proyek restorasi besar, termasuk revitalisasi Trump National Doral di Miami senilai $250 juta dan pemugaran Trump Turnberry di Skotlandia senilai £200 juta.

3. Pengembangan Trump Hotels

Eric memainkan peran pendiri dalam penciptaan merek hotel mewah Trump Hotels, yang propertinya telah meraih berbagai penghargaan bergengsi dari Forbes, AAA, dan Condé Nast Traveler.

Koneksi dengan Indonesia dan Potensi Investasi

Penyebutan nama Eric Trump oleh Prabowo menjadi sangat relevan ketika melihat jejak bisnis The Trump Organization di Indonesia. Perusahaan ini telah lama memiliki operasi bisnis di tanah air.

Situs web resmi mereka bahkan secara eksplisit mencantumkan proyek properti residensial mewah di dua lokasi strategis yaitu Trump Residences Bali dan Trump Residences Lido di Jawa Barat.

Dengan tanggung jawab Eric yang mencakup pengembangan global, ia adalah sosok yang paling tepat untuk membahas kelanjutan atau potensi perluasan investasi tersebut.

Percakapan di KTT Perdamaian Gaza, yang juga menyinggung pencarian "tempat yang lebih baik," menguatkan dugaan bahwa pembicaraan bisnis tingkat tinggi sedang atau akan berlangsung.

Dalam rekaman tersebut, Donald Trump merespons permintaan Prabowo dengan hangat:

"I'll have Eric call. Should I do that? He's such a good boy. I'll have Eric call." (Saya akan minta Eric menelepon. Haruskah saya melakukannya? Dia anak yang sangat baik. Saya akan minta Eric menelepon).

Jawaban ini menunjukkan betapa sentralnya peran Eric dalam keputusan bisnis keluarga, bahkan di mata ayahnya yang kini kembali menjabat sebagai Presiden AS.

Filantropi dan Keterlibatan Politik

Di luar kesibukannya di dunia bisnis, Eric Trump juga dikenal atas komitmennya pada kegiatan filantropi.

Pada usia 21 tahun, ia mendirikan The Eric Trump Foundation dengan fokus utama menggalang dana untuk membantu anak-anak yang menderita penyakit kronis.

Yayasan ini berhasil mengumpulkan lebih dari $50 juta yang sebagian besar disumbangkan ke St. Jude Children's Research Hospital, sebuah lembaga riset dan perawatan kanker anak terkemuka.

Sebagai pengakuan atas kontribusinya, rumah sakit tersebut menamai salah satu unit perawatan intensif bedah canggihnya dengan nama Eric Trump.

Seperti anggota keluarga lainnya, Eric juga memainkan peran penting dalam karier politik ayahnya. Ia menjabat sebagai penasihat senior dan perwakilan nasional dalam tiga kampanye presiden Donald Trump.

Keterampilannya dalam berkomunikasi dan dedikasinya yang tinggi membuatnya menjadi figur tepercaya di panggung politik Amerika.

Donald Trump dan Prabowo Subianto tertangkap kamera berbincang di sela KTT [Jepretan Layar]
Donald Trump dan Prabowo Subianto tertangkap kamera berbincang di sela KTT [Jepretan Layar]

Hingga kini, baik pihak Gedung Putih maupun perwakilan pemerintah Indonesia belum memberikan komentar resmi terkait makna di balik percakapan Prabowo dan Trump.

Namun, insiden "bisikan" tersebut telah menempatkan Eric Trump di bawah sorotan publik Indonesia.

Pertemuan antara Prabowo dan Eric, jika benar-benar terjadi, dapat menjadi sinyal kuat adanya penjajakan investasi baru atau percepatan proyek yang sudah ada.

Ini adalah persimpangan menarik antara diplomasi politik dan strategi bisnis global, di mana Eric Trump berdiri tepat di tengahnya.

Bagaimana menurut Anda? Apakah percakapan ini murni urusan bisnis, atau ada implikasi diplomatik yang lebih dalam? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar di bawah ini

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI