suara hijau

Bagaimana Krisis Iklim Membuat Hutan Dunia Kehilangan Kemampuannya Menyerap Karbon?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 07 November 2025 | 13:35 WIB
Bagaimana Krisis Iklim Membuat Hutan Dunia Kehilangan Kemampuannya Menyerap Karbon?
Ilustrasi Hutan (pixabay)
Baca 10 detik
    • PBB memperingatkan capaian perlindungan hutan selama tiga dekade terancam akibat perubahan iklim ekstrem.
    • Kebakaran, kekeringan, dan hama membuat hutan berisiko berubah dari penyerap karbon menjadi sumber emisi baru.
    • UNECE menyerukan tindakan global lewat pencegahan kebakaran, pengelolaan hama, dan restorasi hutan besar-besaran.

Suara.com - Hutan dunia yang selama ini menjadi benteng alami dalam melawan perubahan iklim kini menghadapi ujian paling serius.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui laporan Komisi Ekonomi untuk Eropa (UNECE) memperingatkan bahwa pencapaian konservasi selama 30 tahun terakhir bisa runtuh akibat dampak krisis iklim yang semakin parah.

Menurut laporan itu, penyimpanan karbon di hutan meningkat 11 persen sejak 1990, tetapi capaian tersebut kini terancam oleh gelombang panas ekstrem, kekeringan panjang, dan kebakaran hutan yang semakin sering terjadi.

Ilustrasi Hutan. (pixabay.com)
Ilustrasi Hutan. (pixabay.com)

"Apa yang telah kita capai selama tiga dekade terakhir kini terancam oleh darurat iklim. Kita tidak boleh kehilangan pertahanan alami terkuat di planet ini,” kata Tatiana Molcean, Sekretaris Eksekutif UNECE.

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia menyaksikan peningkatan drastis kebakaran hutan. Pada 2021 saja, 12,6 juta hektar hutan terbakar, area seluas negara Yunani.

Selain itu, 73 juta hektar lahan rusak akibat serangan hama dan penyakit. Kondisi ini berpotensi membalik fungsi hutan: dari penyerap karbon menjadi sumber emisi.

Namun, di tengah situasi ini, para ilmuwan tidak menyerah. Direktur Divisi Hutan, Lahan, dan Perumahan UNECE, Paola Deda menekankan pentingnya langkah adaptif dan mitigatif.

“Hutan boreal dan tropis harus dikelola dengan pendekatan baru: restorasi, pencegahan kebakaran, dan pengawasan berbasis sains,” ujarnya.

Data UNECE menunjukkan kawasan hutan di Eropa, Amerika Utara, Kaukasus, dan Asia Tengah kini mencakup 1,76 miliar hektar, atau 40 persen dari total hutan dunia. Namun secara global, 10,9 juta hektar hutan masih hilang setiap tahun akibat deforestasi di wilayah tropis.

Baca Juga: Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya

Menjelang COP-30, UNECE mendorong agar isu kehutanan tidak hanya dibahas dalam konteks tropis seperti Amazon atau Kalimantan, tapi juga di **hutan boreal Rusia dan Kanada** yang menyimpan sepertiga cadangan karbon daratan dunia.

Deda menegaskan, solusi global butuh kolaborasi lintas wilayah dan pendekatan lintas sektor. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan pencegahan, dunia usaha harus mendukung restorasi, dan masyarakat global perlu sadar bahwa menjaga hutan berarti menjaga masa depan iklim.

“Setiap pohon yang tumbuh kembali bukan hanya menyimpan karbon, tapi juga memberi harapan bagi generasi berikutnya,” tutup Deda.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI