- Sepuluh anjing pelacak (K9) dari unit gabungan Polri menjadi elemen krusial dalam operasi SAR
- Hingga Sabtu malam, tim SAR gabungan dengan bantuan K9 telah berhasil menemukan dan mengidentifikasi 11 korban meninggal dunia
- Proses evakuasi menghadapi tantangan berat, termasuk kondisi tanah yang labil dan cuaca ekstrem, yang menuntut kehati-hatian tinggi dari seluruh personel dan tim K9 di lokasi bencana
Suara.com - Di tengah upaya evakuasi korban bencana longsor di Desa Cipendeuy, Majenang, Cilacap, kehadiran 10 anjing pelacak (K9) dari unit gabungan Polri sangat membantu proses pencarian korban.
Pasukan elite berkaki empat ini menjadi ujung tombak tim SAR dalam mengendus keberadaan korban yang tertimbun material longsoran.
Pada hari kedua operasi pencarian, Sabtu (15/11/2025), tim K9 diturunkan untuk menyisir lokasi-lokasi yang sulit dijangkau alat berat. Keandalan indra penciuman mereka terbukti krusial dalam mempercepat identifikasi titik-titik di mana korban diduga berada.
Kapolres Cilacap, Kombes Budi Adhy Buono, menegaskan peran vital unit K9 dalam operasi kemanusiaan ini.
“Personel Polri sebanyak 205 personel diturunkan untuk membantu proses pencarian korban di hari ke-2 dengan melibatkan tim anjing pelacak atau K9 gabungan,” ujarnya kepada wartawan dikutip Minggu (16/11/2025).
Sepuluh anjing pelacak yang dikerahkan berasal dari berbagai satuan, termasuk Ditsamapta Polda Jateng, Polresta Cilacap, Polresta Banyumas, Polres Temanggung, dan Polres Tegal. Sinergi ini menunjukkan keseriusan Polri dalam memaksimalkan semua sumber daya untuk menemukan para korban.
Tantangan Medan Berat dan Cuaca Ekstrem
Aksi heroik tim K9 dan ratusan personel SAR gabungan tidaklah mudah. Mereka dihadapkan pada kontur tanah yang masih labil dan risiko longsor susulan.
Proses pencarian harus dilakukan dengan sangat hati-hati, mengandalkan kombinasi keahlian anjing pelacak, penggalian manual, serta dukungan alat berat di titik yang memungkinkan.
Baca Juga: Detik-detik Pencarian Korban Longsor Cilacap, BNPB Ingat Pesan Prabowo
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem juga menjadi kendala signifikan.
“Sebelumnya juga terjadi cuaca ekstrem. Hujan turun deras dan durasinya cukup lama. Tentu tim harus hati-hati, agar tidak membahayakan jiwa,” ungkap Bergas.
Meski sempat terhenti akibat hujan deras pada Sabtu sore, tim gabungan yang terdiri dari 747 personel dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan, berhasil mengevakuasi total 11 korban meninggal dunia hingga Sabtu malam.
“Tadi (Sabtu) hingga pukul 14.00, korban meninggal yang berhasil ditemukan dan diidentifikasi berjumlah enam orang. Pada pukul 19.00, jumlah itu kami update lagi bertambah menjadi 11 korban. Semua korban berhasil diidentifikasi,” jelas Bergas.
Saat ini, fokus pencarian adalah menemukan 12 warga lainnya yang masih dinyatakan hilang. Operasi SAR akan terus dilanjutkan dengan anjing K9 yang tetap disiagakan untuk melacak jejak korban di antara timbunan tanah.
Berikut adalah daftar 11 korban meninggal yang telah berhasil diidentifikasi: