IKAL Lemhannas Kirim Bantuan ke Daerah Terisolir Akibat Banjir Sumatra

Rabu, 10 Desember 2025 | 10:03 WIB
IKAL Lemhannas Kirim Bantuan ke Daerah Terisolir Akibat Banjir Sumatra
Panitia IKAL Peduli Bencana, Arman Chandra. (Suara.com/Adiyoga)
Baca 10 detik
  • IKAL meluncurkan program 'IKAL Peduli Bencana' di Jakarta pada Selasa (9/12/2025) merespons darurat di wilayah Sumatera.
  • Tim IKAL berhasil mengevakuasi ratusan warga di Langkat dan Aceh Tamiang, serta mengirim bantuan melalui udara dan darat.
  • Program ini mengajak seluruh pemangku kepentingan bergotong royong untuk percepatan pemulihan pascabencana secara transparan.

Suara.com - Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) secara resmi meluncurkan program IKAL Peduli Bencana di Jakarta pada Selasa (9/12/2025) guna merespons situasi darurat di sejumlah wilayah Sumatra.

Inisiatif kemanusiaan ini lahir sebagai wujud tanggung jawab moral para alumni untuk memperkuat ketahanan nasional sekaligus menjamin keselamatan warga yang terdampak bencana.

Panitia IKAL Peduli Bencana, Arman Chandra, menegaskan posisi strategis organisasi dalam situasi krisis ini.

"Program ini menjadi bentuk nyata pengabdian Alumni Lemhannas dalam menjawab tantangan kemanusiaan di daerah terdampak," ujar Arman di komplek Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025).

Tim IKAL bergerak cepat melakukan operasi penyelamatan di titik-titik krusial yang mengalami dampak terparah, seperti di Kabupaten Langkat dan Aceh Tamiang.

"Kemarin kami telah melaksanakan pengiriman evakuasi ya, khususnya Kabupaten Langkat dan ke Aceh Tamiang. Di mana di sana karena banjir mungkin sangat tebal ya, dan untuk evakuasi itu sangat sulit sekali didapatkan," jelas Arman.

Operasi penyelamatan tersebut berhasil mengevakuasi ratusan warga yang terjebak di tengah kepungan air.

"Jadi, kami lakukan evakuasi kemarin ke Aceh Tamiang itu sekitar 400 orang," ungkap Arman.

Selain jalur darat, penyaluran bantuan sosial terpaksa menempuh jalur udara dengan menggandeng TNI AU lantaran akses infrastruktur jembatan yang terputus total.

Baca Juga: Munas V IKAL Lemhannas Tetapkan Jenderal Dudung Jadi Ketum

"Karena banjir sangat tinggi dan jembatan putus, kami juga mengirim beberapa paket bansos dengan TNI AU agar bisa mengirimkan melalui via udara. Itu salah satu yang belum terjangkau lewat udara itu adalah di Aceh, karena itu di Takengon, kemudian di Sumatera Utara itu adalah di Panyabungan, Mandailing Natal," papar Arman.

Pengiriman logistik darat juga terus digencarkan setiap harinya guna memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi yang mendesak.

"Kami setiap hari mengirimkan 4 tangki air bersih. Kami juga mengirimkan bansos, ada sekitar setiap hari dua truk bansos, sekitar 10 ton," tambah Arman.

Arman menyadari bahwa pemerintah memerlukan sokongan dari berbagai pihak mengingat luasnya cakupan wilayah bencana di tiga provinsi sekaligus.

"Kami juga paham ya, mungkin karena Sumatra ini, dari tiga provinsi ini sudah sangat luas ya. Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Pemerintah juga hadir pada saat itu, tapi mungkin tidak bisa sekaligus untuk menjalankan ya. Jadi, kami sebagai alumni Lemhannas, mari lah bersama-sama kita membantu pemerintah juga agar masyarakat ini tidak semakin menjadi korban lah ibaratnya," tuturnya.

Pihak panitia telah merancang empat program strategis yang komprehensif, mulai dari fase tanggap darurat hingga pemulihan jangka panjang.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI