- Ketua DPD RI, Sultan B. Najamudin, mengapresiasi inisiatif Pandawara Group mengenai program Patungan Beli Hutan.
- Inisiatif tersebut dilihat sebagai pesan penting kepada negara mengenai tata kelola sumber daya alam berkelanjutan.
- Sultan menekankan bahwa pembangunan ekonomi harus sejalan dengan prinsip ekologi untuk mencegah bencana ekologis.
Suara.com - Ketua DPD RI, Sultan B. Najamudin, memberikan apresiasi positif terhadap munculnya dorongan "Patungan Beli Hutan" yang diusulkan oleh Pandawara Group pasca-rentetan bencana di Sumatera.
Ia menilai fenomena ini bukan sekadar bentuk kekecewaan publik, melainkan sebuah pesan peringatan bagi negara terkait tata kelola sumber daya alam.
Menurutnya, adanya dorongan ini sejalan dengan konsep Green Democracy (Demokrasi Hijau) yang diperjuangkannya. Ia menekankan bahwa pembangunan ekonomi tidak boleh lagi dilakukan secara sporadis dengan mengorbankan lingkungan.
"Itu sebenarnya refleksi, pesan kepada negara dan kita semua, bahwa kita tidak boleh serta-merta selalu mengandalkan kekayaan alam yang ekstraktif," ujar Sultan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Ia menyoroti kebiasaan menjadikan sumber daya alam sebagai tumpuan utama ekonomi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang.
Sultan mengingatkan pemerintah bahwa kebijakan ekonomi dan ekologi harus berjalan beriringan.
"Jadi ekonomi penting, ekologi juga sangat penting. Kalau ekonomi (dianggap) tidak mampu jika tidak ada ekstraksi sumber daya alam, nah itu justru pesan pentingnya (untuk dievaluasi)," tegasnya.
Lebih lanjut, mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini menyatakan dukungannya terhadap aksi-aksi lingkungan yang dilakukan masyarakat sipil.
Ia mengungkapkan bahwa DPD RI sendiri secara rutin melakukan kegiatan penanaman pohon setiap minggunya sebagai bentuk komitmen menjaga alam.
Baca Juga: Seberapa Kaya Denny Caknan? Mendadak Donasi Rp1 Miliar untuk Beli Hutan di Indonesia
Bagi Sultan, menanam pohon di negara tropis terbesar seperti Indonesia bukan sekadar seremonial, melainkan upaya menjaga eksistensi bangsa dari ancaman bencana ekologis.
"Saya setuju kok. Kenapa? Karena bukan hanya menanam pohon sebagai simbolik, tapi juga menanam harapan bahwa negara kita dengan hutan tropis terbesar ini harus kita jaga ekologisnya. Karena kalau tidak, lama-lama bisa tenggelam kita," pungkasnya.
Sebelumnya, Pandawara Group, kelompok konten kreator yang dikenal lantang menyuarakan isu lingkungan, mengajak masyarakat Indonesia patungan untuk membeli hutan di Indonesia.
Ide muncul karena keresahan mereka atas kondisi hutan di Indonesia saat ini.
"Lagi ngelamun, tiba-tiba aja kepikiran gimana kalau masyarakat Indonesia bersatu berdonasi beli hutan-hutan agar tidak dialihfungsikan,” tulis Pandawara pada 4 Desember 2025.
Unggahan Pandawara tersebut sebagai salah satu bentuk kekecewaan atas rusaknya hutan-hutan akibat deforestasi dan alih fungsi lahan.