Akses Jalan hingga Sekolah Dibersihkan, Kemenhut Kebut Pemulihan Wilayah Terdampak Banjir Sumatra

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 23 Desember 2025 | 09:05 WIB
Akses Jalan hingga Sekolah Dibersihkan, Kemenhut Kebut Pemulihan Wilayah Terdampak Banjir Sumatra
Akses Jalan hingga Sekolah Dibersihkan, Kemenhut Kebut Pemulihan Wilayah Terdampak Banjir Sumatra. (Ist)
Baca 10 detik
  • Kemenhut mempercepat pembersihan material bencana banjir berupa kayu dan lumpur di Aceh serta Sumatera Utara melalui kerja sama lintas sektor.
  • Fokus utama pembersihan adalah memulihkan aksesibilitas, fasilitas umum, dan rumah warga di lokasi terdampak seperti Aceh Tamiang dan Aceh Utara.
  • Di Aceh Tamiang, progres pembersihan di pesantren mencapai 30 persen, sementara di Aceh Utara jalan sepanjang satu kilometer berhasil dibuka kembali.

Suara.com - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) terus mempercepat pembersihan tumpukan kayu limbah bencana banjir dan material lumpur di sejumlah wilayah terdampak di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Upaya ini dilakukan secara terpadu antara Kemenhut bersama TNI, Polri, BNPB, Kementerian PUPR, mitra, serta masyarakat setempat.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Subhan mengatakan, percepatan pembersihan menjadi prioritas untuk memulihkan akses dan aktivitas masyarakat, terutama di fasilitas umum dan permukiman warga.

“Kami mengerahkan personel dan peralatan secara maksimal agar pembersihan tumpukan kayu limbah bencana dapat segera diselesaikan. Fokus utama kami adalah membuka akses, membersihkan fasilitas pendidikan dan rumah warga, serta memastikan lingkungan kembali aman,” ujar Subhan, Senin (22/12/2025).

Di Kabupaten Aceh Tamiang, pembersihan tumpukan kayu di lingkungan Pesantren Darul Mukhlisin melibatkan ratusan personel gabungan dari UPT Kemenhut, TNI, Polri, BNPB, Kementerian PUPR, serta mitra.

Hingga 22 Desember 2025, progres pembersihan di lokasi tersebut telah mencapai sekitar 30 persen. Pekerjaan bahkan dilanjutkan hingga malam hari untuk mempercepat penanganan.

Selain itu, pembersihan ruang Asrama Putra lantai 1 telah mencapai sekitar 50 persen, sementara tim lainnya melanjutkan pembersihan di Asrama Putri.

Pemindahan kayu direncanakan mulai dilakukan pada Selasa (23/12) dengan mekanisme penarikan dan pengangkutan menuju lokasi penumpukan sementara yang telah ditetapkan pemerintah daerah.

Sementara di Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, tim gabungan Kemenhut, TNI, dan masyarakat memfokuskan kegiatan pada pembukaan akses jalan menuju permukiman warga.

Baca Juga: Mendagri Percepat Pembangunan 1.000 Huntap Korban Bencana di Aceh, Target Awal 1.000 Unit

Hingga saat ini, akses jalan yang berhasil dibuka mencapai sepanjang satu kilometer. Pembersihan juga dilakukan di SD Negeri 12 Langkahan guna mendukung pemulihan kegiatan belajar mengajar.

Di Provinsi Sumatera Utara, sebagaimana disampaikan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, pembersihan dilakukan di Desa Aek Ngadol, Garoga, dan Huta Godang.

Tim Kemenhut bersama TNI membersihkan tumpukan kayu dan lumpur di rumah warga, bahu jalan lintas desa, serta fasilitas umum.

Untuk mencegah dampak lanjutan, tim juga membuat parit penampungan lumpur cair agar air hujan tidak kembali masuk ke rumah warga yang telah dibersihkan.

Novita menambahkan, kegiatan pembersihan akan terus dilanjutkan secara bertahap sesuai rencana kerja harian di lapangan.

“Kami memastikan sinergi lintas sektor tetap berjalan. Kemenhut berkomitmen hadir di lapangan sampai kondisi lingkungan dan aktivitas masyarakat benar-benar pulih,” katanya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI