Saat Orasi Membakar Semangat, PKL Raup Cuan di Tengah Demo Buruh Tolak Kenaikan UMP 2026

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Senin, 29 Desember 2025 | 15:02 WIB
Saat Orasi Membakar Semangat, PKL Raup Cuan di Tengah Demo Buruh Tolak Kenaikan UMP 2026
Sejumlah pedagang berjualan di sekitar lokasi demo buruh yang menolak kenaikan UMP di Jakarta Pusat. (Suara.com/ Tsabita Aulia)
Baca 10 detik
  • Puluhan Pedagang Kaki Lima memanfaatkan aksi unjuk rasa buruh di sekitar Istana Merdeka pada 29 Desember 2025.
  • Cuaca Jakarta yang berubah-ubah mendorong peningkatan permintaan minuman dingin dan kopi hangat dari para demonstran.
  • Momen kerumunan massa aksi dipandang pedagang sebagai peluang signifikan untuk melipatgandakan omzet harian mereka.

Suara.com - Di balik riuhnya orasi yang membakar semangat dan kibaran bendera serikat pekerja yang mewarnai langit di sekitar Istana Merdeka, Jakarta Senin (29/12/2025), terselip sebuah potret kegigihan yang berbeda.

Bukan tentang tuntutan hak, melainkan tentang napas ekonomi rakyat kecil.

Belasan pedagang kaki lima (PKL) tampak mendekat di titik konsentrasi massa.

Trotoar hingga badan jalan beralih fungsi menjadi "pasar kaget" dadakan. Mereka menangkap peluang, menjadikan kerumunan buruh sebagai ladang rezeki di penghujung tahun.

Mulai dari pedagang minuman dingin yang es batunya berdenting di dalam boks, kopi keliling dengan aroma khasnya, hingga pedagang asongan yang gesit membelah kerumunan.

Semuanya sibuk melayani pesanan peserta aksi yang datang silih berganti.

Cuaca Jakarta yang "galau"—terasa terik namun sesekali diselingi gerimis tipis—justru menjadi katalis keuntungan bagi para pedagang.

Minuman segar dan kopi hangat mendadak jadi primadona, diburu para demonstran yang ingin melepas dahaga sekaligus mengusir lelah di sela perjuangan.

Sejumlah pedagang berjualan di sekitar lokasi demo buruh yang menolak kenaikan UMP di Jakarta Pusat. (Suara.com/ Tsabita Aulia)
Sejumlah pedagang berjualan di sekitar lokasi demo buruh yang menolak kenaikan UMP di Jakarta Pusat. (Suara.com/ Tsabita Aulia)

Momen unjuk rasa bagi para pedagang kecil ini adalah "pesta" yang dinanti. Di mata mereka, kerumunan massa bukan sekadar barisan pemrotes, melainkan peluang emas untuk melipatgandakan omzet harian jauh di atas hari biasa.

Baca Juga: Pramono Anung: Kenaikan UMP Jakarta Tertinggi, Meski Nominalnya Kalah dari UMK Bekasi

"Kalau ada demo seperti ini, biasanya dagangan banyak yang beli," ujar Rinah, salah satu pedagang air mineral di lokasi dengan wajah sumringah.

Meski keberadaan gerobak dan lapak mereka sempat membuat arus pejalan kaki tersendat, kehadiran para pedagang ini nyatanya menjadi penyelamat bagi massa aksi.

Di saat tenggorokan kering setelah berteriak menyuarakan aspirasi, para pedagang inilah yang menjadi tumpuan untuk memulihkan stamina.

Aksi Demonstrasi Buruh Akan Penolakan UMP Jakarta 2026, Senin (29/12/2025)
Aksi Demonstrasi Buruh Akan Penolakan UMP Jakarta 2026, Senin (29/12/2025)

"Ngebantu si tadi juga banyak yang yang haus lagi demo jadi pada ke sini nyamperin beli minum," kata Rinah.

Hingga siang hari, aksi unjuk rasa masih terus berlangsung di bawah pengawalan ketat aparat Kepolisian. Petugas tak hanya berjaga mengamankan orasi, tetapi juga sibuk mengatur alur lalu lintas agar tetap mengalir meski terbatas.

Memasuki sore, massa aksi perlahan mulai meninggalkan lokasi aksi. Situasi terpantau tetap kondusif dan terkendali. Seiring dengan berkurangnya jumlah massa, para pedagang pun mulai merapikan sisa-sisa dagangan mereka.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI