Uber Dituduh Naikkan Harga Saat Teror di London

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 06 Juni 2017 | 10:13 WIB
Uber Dituduh Naikkan Harga Saat Teror di London
Aplikasi Uber pada sebuah ponsel pintar. [Shutterstock]

Suara.com - Uber dituduh mencoba memanfaatkan serangan teror di London. Setelah beberapa jam serangan terjadi, pengguna mengalami kenaikan harga yang cukkup signifkan.

Aplikasi transportasi itu sebenarnya sempat dikritik karena memasang harga tinggi. Dan beberapa pengguna melaporkan bahwa mereka dikenai biaya tambahan hingga 2,5x lipat untuk pulang, setelah serangan di London.

Banyak para penumpang yang meluapkan kekesalanya melalui media sosial akibat dari kenaikkan tersebut.

Cuitan penumpang Uber

Namun, manajemen Uber mengatakan bahwa pihaknya menangguhkan penetapan harga dinamis setelah serangan tersebut dan memastikan bahwa semua wahana dari sekitar wilayah yang terkena dampak, tidak dipungut biaya.

"Hati kita pergi ke semua orang yang terkena dampak serangan mengerikan lainnya di kota kita," ujar General Manager Uber di London, Tom Elvidge.

Dia juga berterima kasih kepada semua pengendara yang membantu puluhan ribu orang London pulang dengan selamat semalam.

"Begitu kami mendengar tentang kejadian tersebut, kami segera menghentikan penetapan harga dinamis di sekitar area serangan dan tak lama kemudian di seluruh pusat kota London, seperti yang kami lakukan setelah melakukan serangan di Manchester dan Westminster," ujarnya.

Tom juga memastikan semua armada dari sekitar daerah yang terkena dampak tidak dipungut biaya.

Baca Juga: Dituduh Curi Teknologi Google, Karyawan Uber Ini Dipecat

"Tim kami juga bekerja sama dengan Polisi Metropolitan untuk membantu mereka mendapatkan rekaman dari pengemudi yang berada di daerah tersebut pada saat itu," katanya.

Serangan di Jembatan London dan Borough Market dengan tujuh orang terbunuh dan puluhan lainnya cedera. Ketiga teroris yang merupakan pelaku tersebut ditembak mati, dalam waktu delapan menit setelah serangan dimulai. [Metro]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI