Mobil Hidrogen Ternyata Tak Lebih Bersih Dibandingkan Mobil Listrik

Rabu, 16 Juli 2025 | 12:22 WIB
Mobil Hidrogen Ternyata Tak Lebih Bersih Dibandingkan Mobil Listrik
Prototipe mobil hidrogen. (Suara.com/Vania)

Suara.com - Kendaraan energi baru seperti mobil listrik dan mobil hidrogen kerap disebut sebagai solusi ramah lingkungan di masa depan. Namun sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa mobil hidrogen justru menghasilkan emisi lebih tinggi dibandingkan mobil listrik.

Berdasarkan hasil temuan International Council on Clean Transportation (ICCT) yang menganalisis proyeksi emisi gas rumah kaca dari berbagai jenis kendaraan yang dijual di Uni Eropa memperkirakan mobil berbahan bakar hidrogen yang dijual pada 2025 menghasilkan 175 gram CO 2 per kilometer, hanya 26 persen lebih rendah dibanding mobil bensin atau diesel.

Analisis yang dilakukan mempertimbangkan seluruh siklus hidup kendaraan selama 20 tahun mulai dari proses produksi, penggunaan, hingga daur ulang.

Sebagai perbandingan, mobil listrik berbasis baterai (BEV) diperkirakan hanya menghasilkan 63 gram CO 2 per kilometer atau 73 persen lebih rendah daripada mobil konvensional. ICCT bahkan mencatat bahwa emisi mobil hidrogen sebanding dengan mobil hybrid dan plug-in hybrid.

Sumber Hidrogen Kotor

Secara operasional, mobil hidrogen seperti Toyota Mirai, Hyundai Nexo, dan Honda CR-V FCEV (Full Cell Electric Vehicle) memang tidak mengeluarkan emisi selain uap air. Namun persoalannya ada di tahap awal saat hidrogen itu diproduksi.

ilustrasi mobil hidrogen (pexels.com/Fatih Özcan)
ilustrasi mobil hidrogen (pexels.com/Fatih Özcan)

Saat ini, mengutip Insideevs, hampir semua hidrogen yang diproduksi secara komersial berasal dari gas alam melalui proses yang disebut steam methane reforming.

Proses ini menghasilkan hidrogen tetapi juga menyisakan karbon dioksida sebagai limbah. Inilah yang membuat emisi total kendaraan hidrogen tetap tinggi selama masa pakainya.

ICCT menyebut bahwa kendaraan fuel-cell hanya bisa menyaingi kebersihan mobil listrik jika hidrogennya dihasilkan dari energi terbarukan, misalnya lewat proses elektrolisis air menggunakan listrik dari tenaga angin atau surya yang disebut sebagai green hydrogen.

Baca Juga: Penjualan Mobil Secara Ritel Naik Tipis Bukan Indikator Membaiknya Ekonomi

Jika energi terbarukan tersebut digunakan, mobil hidrogen hanya akan menghasilkan 50 gram CO per kilometer bahkan lebih rendah dibandingkan BEV.

Namun produksi green hydrogen masih sangat minim. Pada 2023, 90 persen produksi hidrogen global masih berasal dari gas alam dan kurang dari 0,4 persen menggunakan metode elektrolisis.

Kunci Utama Emisi Kendaraan

Sumber energi sangat menentukan emisi mobil listrik. Di Uni Eropa, mayoritas listrik berasal dari tenaga nuklir, surya, angin, dan air yang membuat EV semakin ramah lingkungan seiring waktu.

perawatan mobil listrik
Ilustrasi mobil listrik

Sebuah studi dari Universitas Tsinghua pada 2022 menunjukkan bahwa di Tiongkok, kendaraan listrik tetap menghasilkan emisi karbon 20–30 persen lebih rendah dibanding mobil bensin dan hybrid meskipun sebagian besar listriknya masih berasal dari batu bara.

Meskipun produksi mobil listrik di awal memang menghasilkan emisi CO yang lebih tinggi (sekitar 11-14 ton) dibandingkan hybrid atau ICE (6-9 ton), penelitian dari Argonne National Laboratory mengungkapkan bahwa kendaraan listrik mencapai “titik balik emisi” setelah menempuh jarak 31.000-45.000 Km.
Setelah itu, emisi total selama masa pakainya akan jauh lebih rendah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI