Erdogan, yang Ajak Boikot Prancis, Ditantang Tutup Pabrik Renault di Turki

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 29 Oktober 2020 | 21:34 WIB
Erdogan, yang Ajak Boikot Prancis, Ditantang Tutup Pabrik Renault di Turki
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memeriksa kesiapan Masjid Hagia Sophia yang akan dibuka pada 24 Juli untuk beribadah setelah 86 tahun, dengan menggelar salat Jumat di Istanbul, Turk pada 19 Juli 2020. [Foto/Anadolu Agency]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pemerintah Prancis sendiri mengatakan belum berencana untuk mengajak warganya memboikot barang-barang buatan Turki.

Mobil merek Prancis cukup laris di Turki. Negara itu merupakan pasar terbesar kedelapan Renault di dunia, demikian dilansir dari Deutsche Welle.

Di Bursa, Turki bagian barat, terdapat sebuah pabrik Renault yang memiliki kapasitas produksi hampir 400.000 unit mobil dan lebih 900.000 unit mesin per tahun. Pabrik itu menyerap tenaga kerja hingga lebih dari 6000 orang.

Hubungan merenggang

Hubungan Ankara dan Paris renggang setelah Erdogan mengajak warganya memboikot produk Prancis. Erdogan dalam sebuah pidato pekan lalu bahkan mengatakan Macron harus diperiksa kejiwannya karena dinilai mencari masalah dengan umat Muslim.

Prancis sendiri tak lama kemudian menarik duta besarnya dari Ankara dan meminta Erdogan tak menyampuri urusan dalam negeri mereka. Macron menegaskan bahwa konsititusi Prancis memberi hak pada warganya untuk berekspresi, termasuk untuk menggambar dan menerbitkan karikatur Nabi Muhammad.

Ketegangan ini mulai memuncak setelah insiden pembunuhan seorang guru sejarah di Prancis oleh seorang pemuda Muslim. Guru itu dinilai telah menghina Islam dengan menunjukkan kartun Nabi Muhammad dari Majalah Charlie Hebdo saat mengajar soal kebebasan berekspresi di kelas.

Pembunuhan ini, yang terjadi pada siang hari di tengah jalan, memantik demonstrasi di Prancis untuk mendukung guru tersebut dan meminta pemerintah bertindak tegas kepada kelompok-kelompok Islam radikal di negara itu.

Adapun dalam Islam menggambar citra, termasuk karikatur, Nabi Muhammad adalah terlarang. Prancis sendiri merupakan negara sekuler yang tidak menempatkan agama apa pun pada posisi istimewa.

Baca Juga: Terjadi Pertikaian Karikatur, PBB Ingatkan Negara untuk Saling Menghormati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI