Banjir Pun Tak Kuasa Menggulung Ketangguhan Kampung Berseri Astra Pinang

Senin, 13 Desember 2021 | 08:00 WIB
Banjir Pun Tak Kuasa Menggulung Ketangguhan Kampung Berseri Astra Pinang
Suasana Zoom penanaman bibit pohon langka dan temu para pengurus Proklim dan remaja pelaksana bank sampah di Kampung Berseri Astra (KBA) RW 06 Pinang. Simak kondisi Kali Angke yang di bagian belakang aula dan di samping kebun sayuran KWT "Cempaka Asri" [Suara.com/CNR ukirsari].

Sebuah jawaban yang menunjukkan bahwa proses pemahaman akan lingkungan antargenerasi bisa berjalan. Seperti halnya komposisi warga yang hadir di aula hari itu. Yang mewakili generasi senior, seperti kelompok Pak Dani, Pak Budi, dan Pak Seno yang sudah menjalani masa purna tugas atau di atas 55 tahun, kemudian generasi Pak Indra, Sekretaris RW 06 di angkatan usia 40-an, sampai kelompok seusia anak sulungnya yang berusia 18 tahun.

Mereka semua membentuk komposisi warga dari kampung tangguh, Kampung Berseri Astra Pinang Griya Permai RW 06.

"Intinya ada motivasi kuat untuk menciptakan lingkungan yang aman, tidak terus banjir. Satu sama lain saling menguatkan. Muncul bibit-bibit baru, anak-anak remaja yang ditempa oleh keadaan. Ya, seperti itulah profil Kampung Tangguh RW 06 ini," tandas Baihaqi.

"Saya bersyukur sekali, selalu ada motivasi di Pinang Griya Permai untuk menata kembali lingkungan agar untuk lebih nyaman seusai banjir. Semangatnya terus muncul. Bukan menyalahkan alam, akan tetapi membenahi," lanjutnya.

Hari itu, Baihaqi juga menyatakan bahwa rencana pengerukan dan normalisasi Kali Angke di kawasan Kompleks Pinang Griya Permai akan segera direalisasikan.

Panen kangkung di KBA Pinang juga merefleksikan semangat alih generasi. Tampak pengurus Proklim berusia di atas 55 tahun (tepatnya 70 tahun) tengah mengarahkan generasi muda usia 18-an tahun [Suara.com/CNR ukirsari].
Panen kangkung di KBA Pinang juga merefleksikan semangat alih generasi. Tampak pengurus Proklim berusia di atas 55 tahun (tepatnya 70 tahun) tengah mengarahkan generasi muda usia 18-an tahun [Suara.com/CNR ukirsari].

"Kebetulan saya mendapat tugas untuk penanganan ini. BWS (Balai Wilayah Sungai) sudah menyetujui untuk pengerukan dan normalisasi, dan karena area adalah tempat bermain sejak kecil, saya merasa punya tanggung jawab. Tentu saja, tanpa peran Ketua RW, Ibu Ida Meuthia, hasilnya juga tidak akan seperti ini," ungkap Baihaqi.

"Nah, ini adalah sebuah pembelajaran. Bila boleh ikut berpesan kepada para RT dan RW, jangan pernah takut menyampaikan kebutuhan wilayahnya. Dan bila sudah memyampaikan kepada dinas terkait, harus tetap dikawal. Jangan sudah merasa lapor lantas tidur enak-enak. Oh no! Bukan begitu. Kita harus tetap "berpipi tebal" dan berusaha," sambut Ida Meuthia.

Kekinian, sembari menunggu realisasi pengerukan sungai sehingga bencana banjir bisa lebih ditangani, KBA Pinang terus menganyam semangat kebersamaan membangun kawasannya.

"Sekarang ini, upaya kita adalah berusaha supaya tanaman tumbuh lagi. Bersama Pak Budi, Pak Seno, ibu-ibu KWT, Proklim, Ibu RW, kami semua akan mengusahakan tanaman tumbuh kembali. Tidak apa-apa bila semuanya membutuhkan waktu, yang penting hijau dahulu," kata Baihaqi.

Baca Juga: Resmikan Safety Riding Lab Astra Honda di Malang, Karya Yayasan AHM Ada di 4 Sekolah

Dan hari itu, kami telah memanen kangkung perdana seusai KBA Pinang mengalami banjir Maret 2021.

Seperti halnya masalah, banjir adalah sesuatu yang harus dihadapi, bukan dihindari. Justru dengan air bah itulah self-resilience warga termasuk generasi mudanya terbentuk. Mereka menjadi pribadi-pribadi bersemangat tangguh, sebagaimana sebutan sebagai kampung tangguh itu sendiri. Sebuah pembelajaran tentang #semangatsalingbantu untuk semakin memahami alam serta mengasah kesiagaan bersama semangat #KitaSATUIndonesia dalam sebuah Kampung Berseri Astra.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI