Dilema dua sisi, antara pemenuhan hak anak dan ibu, ditunjukkan dalam film "Broker" dengan cara halus tanpa terjebak dalam pandangan hitam-putih. Baik Dong-soo maupun So-young sama-sama mengajukan pertanyaan fundamental.
Dong-soo sebagai laki-laki dewasa yang menyimpan masa lalu kelam selalu mempertanyakan tindakan ibu yang membuang bayinya dan tak memberi kesempatan pada anak-anak terlantar untuk menelusuri identitas aslinya.
Sementara So-young harus bergumul dengan stigma "perempuan jahat" di samping dirinya juga mengemban permasalahan-permasalahan rumit.
Ketika mendapat pertanyaan dari detektif mengapa ia harus membuang bayi kalau tidak menginginkan , So-young justru mengajukan pertanyaan balik: apakah dirinya harus melakukan aborsi?
Film Korea pertama yang dibuat Hirokazu Kore-eda ini mampu mengemas isu sosial dalam kerangka personal melalui hubungan "keluarga di luar lingkup konvensional".
Melalui konsep kotak bayi, ia ingin film "Broker" membawa pesan yang sampai kepada anak-anak yang dibuang bahwa "ada alasan baik mengapa kamu dilahirkan". Ia tidak ingin langkah mereka terhenti pada lingkaran gelap dan menyesal karena sudah dilahirkan.