Namun, situasi menjadi lebih rumit jika mempertimbangkan Renault. Renault Group saat ini memegang sekitar 36% saham Nissan karena aliansi jangka panjang mereka yang perlahan terurai dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu alasan utama merger ini tampaknya adalah pengembangan kendaraan listrik, khususnya untuk pasar China, di mana penjualan mobil Jepang menurun.
Bergabungnya kedua perusahaan akan memungkinkan Honda dan Nissan untuk menggabungkan sumber daya mereka, membagi biaya pengembangan, dan idealnya menawarkan EV yang lebih kompetitif dan terjangkau di China, pasar EV terbesar di dunia.
Ini juga bisa menyelamatkan Nissan dari potensi pengambilalihan oleh raksasa manufaktur teknologi Foxconn, yang tetap menjadi kemungkinan jika merger yang direncanakan hari ini gagal.
Dengan rencana ini, masa depan Honda dan Nissan penuh dengan harapan akan inovasi dan kolaborasi yang menguntungkan bagi konsumen di seluruh dunia.