Suara.com - Nama Suzuki Carry mungkin tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sejak pertama kali diperkenalkan pada era 1970-an, mobil niaga ringan ini telah menjelma menjadi ikon angkutan rakyat, mitra pelaku usaha, hingga pilihan utama bagi sektor logistik skala kecil dan menengah.
Perjalanan panjang Suzuki Carry membuktikan bahwa kendaraan ini bukan sekadar alat transportasi, melainkan bagian dari denyut ekonomi rakyat.
Dari Truntung ke Futura: Sejarah Legendaris yang Tak Terlupakan
Suzuki Carry pertama kali mengaspal di Indonesia pada 1976 dengan varian ST10 dan ST20. Model awal ini dikenal dengan julukan “Truntung” karena suara khas mesinnya yang menderu.
![Suzuki Carry ST20 produksi tahun 1981, yang lazim disebut Carry Truntung, keluar sebagai pemenang utama kontes Legenda Carry di arena IIMS 2019, Jumat (26/4/2019). [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/04/26/25668-suzuki-carry-st20-produksi-tahun-1981-carry-truntung.jpg)
Menggunakan mesin 2-tak 359 cc, Carry kala itu banyak dijadikan angkutan kota dan kendaraan barang ringan, terutama di daerah perkotaan.
Memasuki tahun 1983, Suzuki meluncurkan Carry ST100 atau yang lebih dikenal sebagai Carry 1000. Mobil ini mengusung mesin F10A 970 cc 4-silinder, dan membawa perubahan signifikan dari sisi kenyamanan, tenaga, hingga efisiensi.
Pada periode ini, Carry semakin identik dengan kendaraan niaga andalan, khususnya di pasar-pasar tradisional dan kawasan logistik lokal.
Namun perubahan besar datang pada 1991 saat Suzuki memperkenalkan Carry Futura. Dengan desain lebih modern dan bodi lebih lapang, varian ini mampu mengakomodasi kebutuhan niaga dan transportasi keluarga.
Mesin 1.3L Futura terkenal tangguh dan hemat bahan bakar, membuatnya menjadi favorit selama hampir dua dekade.
Baca Juga: Ada yang Aneh pada Kaki Happy Asmara saat Mau Masuk Mobil Pikap, Ini Videonya
Era Mega Carry hingga Transformasi Modern New Carry