Ganti Oli Mesin Sebaiknya Berpatok Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian Mobil?

Kamis, 08 Mei 2025 | 19:18 WIB
Ganti Oli Mesin Sebaiknya Berpatok Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian Mobil?
Ilustrasi menuangkan oli mesin (Freepik/@freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Oli mesin menjadi salah satu faktor penunjang agar kinerja mesin mobil tetap dapat bekerja dengan optimal. Namun tidak sedikit pemilik mobil yang masih bingung harus mengacu pada jarak tempuh atau durasi pemakaian untuk melakukan penggantian.

“Lihat mana yang tercapai lebih dahulu, baik jarak tempuh ataupun waktu pemakaian, segera ganti oli kalau sudah melampauinya. Jangan ditunda karena banyak risiko yang timbul akibat tidak ganti oli mesin secara rutin,” jelas Yagimin, Chief Marketing Auto2000, Kamis (8 Mei 2025).

Ganti Oli Mesin Berdasarkan Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian

Melihat pentingnya tugas oli mesin, cairan pelumas ini harus selalu dalam pengawasan, minimal menggantinya ketika servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu.

Sebenarnya baik berdasarkan jarak tempuh maupun durasi pemakaian, keduanya bisa dijadikan patokan oleh pemilik mobil. Tinggal melihat mana yang lebih dulu tercapai.

Misalnya, karena mobilitas sangat tinggi seperti untuk taksi online atau sering bepergian ke luar kota, tidak sulit untuk mencapai jarak tempuh 10.000 km.

Jangan ditunda, segera ganti oli mesin meskipun waktu operasional belum mencapai 6 bulan. Karena bekerja keras, ada potensi timbul residu di dalam oli. Ada pula risiko formula oli berubah atau rusak sehingga kemampuannya dalam melindungi dan melumasi komponen mesin tidak lagi efektif.

Untuk yang lebih sering beraktivitas di dalam kota atau jarang mengendarai mobil, odometer 10.000 km mungkin akan sulit tercapai dalam jangka waktu 6 bulan. Namun patut dicatat, situasi berkendara stop and go di dalam kota sangat ‘menyiksa’ mesin yang membuat oli harus bekerja lebih keras lagi.

Salah satu alasannya karena mesin mobil kesulitan memperoleh pendingin alami yang berembus dari depan akibat banyak berhenti. Alhasil, oli dan cairan pendingin harus bekerja lebih berat. Padahal seiring waktu, senyawa oli akan berubah di mana suhu tinggi akan mempercepat proses kerusakan.

Baca Juga: Tips Perawatan Sepeda Motor Usai Terendam Banjir

Jangan lupa pula, oli pada mobil yang banyak parkir di rumah berisiko mengalami perubahan akibat proses oksidasi alami. Begitu mesin dinyalakan, kontaminasi air akan merusak senyawa oli dan menurunkan kemampuannya. Ruang mesin turut memiliki potensi timbul karat karena proses oksidasi yang gagal diredam oleh oli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI