Suara.com - Mengisi oli mesin terlalu banyak bisa menjadi kesalahan fatal yang berdampak buruk pada performa dan usia kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Meski terdengar sepele, kelebihan pelumas bisa merusak berbagai komponen vital pada mesin, mulai dari piston hingga kopling.
Menurut laman resmi Suzuki Indonesia, ada lima konsekuensi serius yang bisa terjadi jika pengendara mengisi pelumas melebihi kapasitas yang direkomendasikan pabrikan.
Pemilik kendaraan disarankan untuk memahami risiko ini agar tidak mengalami kerusakan mesin yang merugikan secara finansial.
1. Mengurangi Kualitas Pelumasan
Ketika pelumas mesin berlebih, bukan berarti mesin akan bekerja lebih baik. Justru sebaliknya, kondisi ini membuat ruang engkol bisa tergenang oli dan berakibat pada penurunan kualitas pelumasan.
Mesin yang seharusnya bekerja halus, justru terasa kasar karena komponen-komponen utama terganggu oleh volume oli yang tidak proporsional.
Kelebihan oli mesin juga dapat mempercepat keausan komponen dalam. Tekanan yang meningkat akibat volume oli berlebih memicu gesekan yang tidak diinginkan, sehingga memperpendek usia mesin.
2. Gerakan Piston Jadi Tidak Optimal
Volume oli yang terlalu banyak juga berdampak pada pergerakan piston. Ketika ruang engkol terendam, piston harus bekerja lebih berat dari biasanya. Ini menyebabkan tenaga mesin tidak tersalurkan dengan maksimal ke sistem penggerak. Akibatnya, performa kendaraan menjadi loyo, dan konsumsi bahan bakar pun bisa meningkat.
Kerja piston yang terganggu ini bisa memicu penurunan efisiensi mesin, terutama pada kendaraan yang digunakan harian. Jika dibiarkan, kerusakan mesin karena kelebihan oli bisa terjadi lebih cepat dari seharusnya.
3. Kinerja Kopling Bisa Terganggu
Masalah tidak berhenti pada piston saja. Kelebihan pelumas juga bisa merembet pada sistem transmisi, terutama pada kendaraan berkopling basah seperti motor manual. Oli yang terlalu banyak bisa menyebabkan kopling slip, sehingga tenaga mesin tidak tersalurkan secara sempurna ke roda.
Dalam jangka panjang, slip pada kopling akibat kelebihan oli bisa memicu kerusakan permanen pada mesin motor. Biaya perbaikan kopling dan komponen transmisi bisa jauh lebih mahal dibanding sekadar penggantian oli secara berkala.
4. Risiko Kebocoran Oli Meningkat