
Yamaha lebih dulu memperkenalkan Variable Valve Actuation (VVA) sebagai teknologi unggulannya, yang pertama kali dikenalkan pada Yamaha NMAX tahun 2015 di Indonesia.
Berbeda dengan VVT Suzuki yang fokus pada pengaturan waktu dan durasi bukaan katup, VVA Yamaha lebih berorientasi pada pengaturan profil camshaft, memungkinkan penggunaan dua profil camshaft untuk menyesuaikan kebutuhan mesin di putaran rendah dan tinggi.
Keunggulan VVA Yamaha:
- Distribusi torsi yang lebih merata, sehingga motor tetap bertenaga di berbagai putaran mesin.
- Meningkatkan kecepatan saat cornering, berkat tenaga yang lebih besar di putaran atas.
- Konsumsi bahan bakar lebih efisien, tetap irit meskipun menghasilkan tenaga lebih tinggi.
- Pengaturan lift dan durasi katup otomatis, memberikan keseimbangan antara performa dan efisiensi bahan bakar.
- Regulasi emisi yang lebih baik, mengurangi polutan dengan sistem kontrol yang lebih presisi.
- Meningkatkan efisiensi di berbagai putaran mesin, terutama pada motor 250cc yang lebih sering digunakan untuk touring.
Kesimpulan: Akankah Suzuki Bisa Menyaingi VVA Yamaha?

Suzuki tampaknya ingin serius dengan pengembangan VVT untuk segmen 250cc, terutama karena teknologi ini bisa menjadi solusi untuk regulasi emisi yang semakin ketat, sekaligus meningkatkan performa tanpa mengorbankan efisiensi bahan bakar.
Sementara Yamaha sudah lebih dulu membuktikan keunggulan VVA-nya, Suzuki berpotensi memberikan alternatif menarik bagi pengendara yang menginginkan teknologi pengaturan katup yang lebih presisi.
Jika VVT benar-benar diterapkan pada Suzuki V-Strom 250 dan GSX-250R, maka persaingan di kelas motor sport dan touring 250cc akan semakin menarik.
Baca Juga: Honda Luncurkan Motor Khusus Kurir, Desain Klasik Retro Menggoda
Akankah Suzuki mampu menyaingi Yamaha dengan teknologi ini? Kita tunggu bagaimana implementasi sistem ini dalam produk-produk terbaru mereka di masa depan.