Mobil Listrik Racikan Honda-Sony Bikin Perusahaan Rugi, Kok Bisa?

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Kamis, 03 Juli 2025 | 16:55 WIB
Mobil Listrik Racikan Honda-Sony Bikin Perusahaan Rugi, Kok Bisa?
Purwarupa sedan listrik Afeela, yang dikembangkan oleh Sony Honda Mobility. [Dok Afeela]

Suara.com - Kolaborasi dua raksasa Jepang, Honda dan Sony, melahirkan Afeela, mobil listrik mewah yang siap menyapa pasar global.

Tapi sebelum satu unit pun mengaspal, Sony Honda Mobility (SHM) sudah mencatat kerugian operasional sebesar Rp5,86 triliun (setara dengan 362 juta dolar AS), menurut laporan Carscoops.

Proyek ambisius ini tampaknya menjadi bukti nyata bahwa masuk ke industri mobil listrik premium bukanlah jalan mulus, bahkan bagi perusahaan sekelas Honda dan Sony.

Sebelum Laku, Sudah Rugi

Data keuangan terbaru menunjukkan bahwa kerugian SHM lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, yang tercatat sebesar 20,5 miliar yen Jepang.

Kini mencapai 52 miliar yen. Artinya, biaya pengembangan dan riset untuk Afeela benar-benar menguras dana sebelum mobil ini resmi masuk pasar.

Harga jualnya sendiri juga bukan main-main. Afeela akan dibanderol mulai dari Rp1,45 miliar saat dirilis.

Harga tinggi ini bertujuan menutup biaya pengembangan, tapi tantangannya adalah apakah penjualan bisa mengimbangi investasi awal yang begitu besar?

Masuk ke Segmen Sulit

Baca Juga: Pesona Pesaing Honda ADV160 yang Jauh Lebih Murah, Desain Antimainstream

Afeela, mobil listrik canggih hasil kerjasama Honda dan Sony (Carscoops)
Afeela, mobil listrik canggih hasil kerjasama Honda dan Sony (Carscoops)

Pasar mobil listrik premium bukan sembarang ladang. Di sana sudah ada pemain kawakan seperti Tesla, Mercedes-Benz, BMW, dan juga merek-merek China yang makin agresif. Bersaing di segmen ini butuh modal besar, strategi jitu, dan diferensiasi kuat.

Afeela mencoba memadukan keunggulan Honda di rekayasa teknik dengan kepiawaian Sony dalam teknologi dan hiburan. Tapi tantangannya bukan hanya teknis, tapi juga konsumen mobil mewah kini juga kritis soal performa, ekosistem teknologi, hingga layanan purna jual.

Analis, Tatsuo Yoshida, menyebut bahwa meskipun banderol Afeela cukup tinggi, menutup seluruh ongkos produksi melalui penjualan saja tetaplah sulit.

Biaya prototipe, software canggih, serta pengujian intensif menyumbang angka signifikan di neraca kerugian.

Terlambat Bergabung di Pesta EV

Satu hal yang membuat posisi Afeela makin terjepit adalah waktunya yang “terlambat masuk” ke pesta mobil listrik. Saat pabrikan lain sudah menikmati pangsa pasar dan membangun basis konsumen loyal, SHM justru baru memulai debut.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI