Infografis
Suara.com - PT BYD Motor Indonesia mengambil langkah strategis untuk mengatasi tantangan distribusi mobil di pasar global, termasuk Indonesia. Untuk menghindari antrean panjang di pelabuhan, pabrikan mobil listrik ini mengoperasikan armada kapal kargo milik sendiri.
Strategi ini dipastikan akan memperlancar proses pengiriman unit ke tangan konsumen yang telah melakukan pemesanan. Luther Panjaitan selaku Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia, mengungkapkan bahwa perusahaan telah memesan delapan kapal besar, di mana tujuh di antaranya sudah beroperasi.
Salah satu kapal tersebut, BYD Zhengzhou, bahkan telah bersandar perdana di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kapal ini memiliki kapasitas angkut masif hingga 7.000 unit mobil dan diklaim sebagai kapal kargo terbesar yang pernah singgah di pelabuhan tersebut.
“Kapal BYD paling kecil bisa mengangkut 7.000 unit, kalau yang besar bisa sampai 9.000 unit. Dengan adanya kepemilikan kapal sendiri, kita jadi bisa atur harga, waktu pengiriman, bahkan rute perjalanan sesuai kebutuhan,” jelas Luther di Semarang, baru-baru ini, dikutip Senin (18 Agustus 2025).
Kepemilikan armada kapal ini menjadi jawaban atas tingginya permintaan, terutama setelah BYD sukses mengantongi lebih dari 4.000 surat pemesanan kendaraan (SPK) selama pameran GIIAS 2025. Model terbaru, BYD Atto 1, menjadi salah satu yang paling dinanti.
Meskipun pengiriman Atto 1 awalnya ditargetkan mulai Oktober 2025, pihak BYD memastikan proses distribusi akan dilakukan secara cermat melalui mitra dealer untuk menjaga kepuasan pelanggan. Hal ini membuat jadwal pengiriman sedikit disesuaikan.
“Jadi kayaknya, konsumen yang melakukan pemesanan pada pertengahan GIIAS sudah mulai masuk pengiriman di November. Sementara, pemesanan yang dilakukan sekarang akan mengikuti pengiriman di Desember,” pungkas Luther.
