Fenomena ini memungkinkan mobil-mobil tersebut ini dijual kembali sebagai kendaraan bekas dengan harga diskon sekaligus untuk menghindari pencatatan sebagai stok mobil baru.
Para analis menilai praktik tersebut berkaitan dengan kelebihan kapasitas produksi dan tingginya stok kendaraan.
Per April 2025, jumlah stok mobil penumpang nasional China tercatat mencapai 3,5 juta unit. Bahkan, beberapa pabrikan hanya beroperasi di bawah 50 persen dari kapasitas produksinya.
Sehingga, masalah ini menjadi perhatian regulator maupun pelaku industri.
Pada Mei lalu, Kementerian Perdagangan China mengadakan pertemuan dengan pabrikan otomotif dan platform jual-beli mobil bekas untuk membahas peningkatan pengawasan transaksi dan menyusun kerangka regulasi untuk mencegah penyimpangan data.
Beberapa pengamat industri menilai bahwa perluasan ekspor mobil bekas yang diatur secara ketat bisa menjadi solusi bagi stok berlebih. Namun, hal ini tetap bergantung pada seberapa kuat aturan ditegakkan dan dipatuhi.
Sementara ekspor kendaraan energi baru (NEV) seperti BEV (Battery Electric Vehicle) dan PHEV (Plug-In Hybrid Vehicle) dari China ke luar negeri naik 43 persen pada Mei 2025.