Suara.com - BYD, singkatan dari Build Your Dreams, merupakan perusahaan teknologi tinggi asal Tiongkok. Didirikan pada November 1994, eksistensinya telah bertransformasi menjadi pemimpin global di sektor elektronik, otomotif, energi terbarukan, dan sistem transportasi berbasis rel. Perusahaan ini juga tercatat di Bursa Efek Hong Kong dan Shenzhen, dengan pendapatan tahunan pada tahun 2023 menembus angka RMB 602 miliar, atau setara dengan Rp 1.361 triliun.
Salah satu produk andalan BYD yang mulai mencuri perhatian di Indonesia adalah mobil listrik BYD Atto, yang diperkenalkan dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD, Tangerang. Model ini hadir dalam dua varian utama yaitu BYD Atto 1 sebagai city car listrik, dan BYD Atto 3 sebagai SUV listrik premium.
BYD Atto 3 sendiri merupakan mobil SUV listrik dengan desain modern dan elegan. Mobil ini dibekali baterai lithium-ion berkapasitas 60,48 kWh, tenaga mencapai 201 HP, dan mampu menempuh hingga 400 km dalam sekali pengisian penuh. Bobotnya sekitar 1.750 kg, dan dilengkapi dengan fitur keselamatan serta kenyamanan canggih.
Sementara BYD Atto 1 hadir sebagai alternatif city car listrik yang juga hemat energi, dan cocok untuk penggunaan harian dalam kota. Dengan konsumsi listrik yang efisien, Atto 1 menjadi salah satu pilihan terjangkau di segmen mobil listrik Indonesia.
Biaya Sewa dan Kepemilikan BYD ATTO per Tahun
Bagi konsumen di Indonesia, kini tersedia dua pilihan untuk menikmati kendaraan listrik BYD yakni menyewa atau memiliki Atto. Berikut perbandingan rincian biaya yang bisa Anda pertimbangkan.
1. Biaya Sewa BYD Atto
Berdasarkan informasi dari Jennete Rent, berikut tarif sewa BYD Atto 3:
- Sewa harian: Rp 1.750.000
- Sewa bulanan: Rp 20.500.000
Jika Anda menyewa Atto 3 selama satu tahun penuh, maka Rp 20.500.000 x 12 bulan = Rp 246.000.000. Biaya ini belum termasuk jaminan, asuransi tambahan, atau denda jika terjadi kerusakan.

2. Biaya Kepemilikan BYD Atto per Tahun
PT BYD Motor Indonesia melakukan simulasi biaya operasional tahunan berdasarkan penggunaan harian sejauh 40 kilometer di dalam kota. Hasilnya sangat kompetitif dibandingkan mobil bensin konvensional.
Berikut simulasi pengisian di SPKLU (Rp 2.630/kWh):
Baca Juga: Performa BYD Seagull Jadi Ancaman untuk Brio? Begini Komparasinya
- Energi: Rp 4.450.000
- Pajak tahunan: Rp 150.000
- Servis tahunan: Rp 1.000.000
- Total: Rp 5.600.000 per tahun
Berikut simulasi pengisian di rumah (Rp 1.447/kWh)
- Energi: Rp 2.450.000
- Pajak tahunan: Rp 150.000
- Servis tahunan: Rp 1.000.000
- Total: Rp 3.600.000 per tahun
Dari perbandingan biaya tersebut, jika menyewa ATTO selama satu tahun penuh, total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 246 juta. Ini menjadikan opsi sewa lebih cocok untuk kebutuhan jangka pendek seperti perjalanan dinas, penggunaan bisnis, atau uji coba kendaraan listrik.
Namun, bagi yang berencana menggunakan mobil listrik secara rutin untuk aktivitas harian, memiliki BYD Atto jelas lebih menguntungkan. Dengan biaya tahunan hanya Rp 5,6 juta atau bahkan hanya Rp 3,6 juta, Anda bisa menghemat hingga lebih dari Rp 240 juta dibanding menyewa Atto selama setahun penuh.
Ini belum termasuk keuntungan jangka panjang seperti peningkatan nilai jual kembali dan kebebasan dalam pemakaian tanpa batasan kontrak sewa. Jika dibandingkan secara langsung, menyewa BYD Atto selama setahun bisa menghabiskan dana hingga 68 kali lipat dari biaya operasional tahunan BYD Atto yang diisi dayanya di rumah. Ini membuat opsi kepemilikan lebih menarik secara finansial, terutama bagi Anda yang ingin berinvestasi jangka panjang dalam kendaraan listrik.
Kontributor : Mutaya Saroh