Suara.com - Untuk menjaga performa kendaraan tetap maksimal serta memperpanjang usia komponen, penggantian oli secara rutin sangatlah penting. Sebab, setiap bagian mesin memiliki masa pakai tertentu yang akan berpengaruh terhadap kinerja kendaraan, termasuk pada mobil matic.
Hal ini juga berlaku pada oli transmisi Continuously Variable Transmission (CVT), yang memerlukan perawatan dan penggantian secara berkala. CVT sendiri merupakan salah satu jenis transmisi otomatis yang banyak digunakan oleh berbagai produsen mobil modern.
Beberapa contoh mobil di Indonesia yang memakai sistem transmisi CVT antara lain Honda Brio, Honda Jazz, dan Toyota Yaris.
Transmisi CVT memiliki dua buah puli, yaitu puli penggerak (drive pulley) dan puli yang digerakkan (driven pulley), yang dihubungkan oleh sabuk baja. Masing-masing puli dapat bergerak ke arah kanan atau kiri, sehingga lebarnya bisa berubah baik menyempit maupun melebar.
Perubahan ini otomatis mengatur diameter sabuk pada kedua puli, menghasilkan akselerasi yang halus dan efisien. Namun, teknologi canggih ini juga menuntut pemilik kendaraan untuk lebih disiplin dalam hal perawatan.
Kapan Harus Ganti Oli CVT Berdasarkan Jarak Tempuh

Pemilihan mobil dengan transmisi CVT ataupun jenis lainnya tentu bergantung pada kebutuhan dan preferensi pengemudi. Menurut rekomendasi Honda Surabaya Center, oli CVT (atau kadang disebut dengan CVT Fluid) idealnya diganti setiap 40.000 km atau sekitar dua tahun sekali.
Ada pula pengguna yang mengganti oli CVT setiap mencapai kelipatan 30.000 km, bahkan beberapa menyarankan interval penggantian antara 20.000 hingga 50.000 km, tergantung kondisi pemakaian.
Artinya, tidak ada patokan pasti dalam menentukan waktu penggantian oli CVT. Faktor utamanya adalah bagaimana kendaraan digunakan dan seperti apa kondisi olinya.
Jika mobil sering digunakan dalam situasi berat (misalnya di jalan menanjak atau macet parah) maka beban kerja transmisi akan lebih tinggi, sehingga oli cepat menurun kualitasnya. Sebaliknya, meski mobil jarang dipakai, bukan berarti olinya tetap baik.
Baca Juga: 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
Dampak Terlambat Mengganti Oli Transmisi CVT
Jika oli transmisi sudah kotor, terkontaminasi, atau kehilangan tingkat kekentalannya (viskositas), maka performa transmisi akan menurun. Dalam kasus ekstrem, hal ini bahkan bisa mengakibatkan kerusakan total pada sistem transmisi.
Untuk mencegah hal tersebut, pastikan cairan transmisi selalu dalam kondisi bersih dan berada pada level yang sesuai. Penggantian oli secara tepat waktu merupakan langkah penting untuk menjaga sistem transmisi tetap awet dan memastikan performa kendaraan tetap optimal.
Selain itu, penggunaan jenis oli transmisi yang tidak sesuai dapat memicu kerusakan serius. Beberapa tipe kendaraan juga memiliki jadwal penggantian oli yang lebih sering tergantung dari usia kendaraan dan kondisi penggunaannya. Bahkan, ada produsen yang merekomendasikan pengurasan total cairan transmisi alih-alih hanya mengganti sebagian.
Komponen Lain yang Wajib Diganti Secara Berkala
Banyak orang beranggapan bahwa mengganti oli mesin saja sudah cukup untuk menjaga performa mobil. Padahal, anggapan itu keliru. Selain oli mesin, ada beberapa komponen lain yang juga perlu diganti secara rutin agar mobil tetap dalam kondisi terbaik.