TIMESINDONESIA – Berawal dari industri rumahan sederhana, Kerajinan Batik Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) milik Suhaeri (52) warga Dusun Krajan, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi mampu menembus pasar Asia dan Eropa.
Hal ini bermula pada tahun 2016 lalu. Dengan memanfaatkan alat sederhana dan memakai rumah pribadi menjadi pabrik produksi kecil-kecilan. Dirinya mampu meraup untung hingga Rp 50 juta dalam sebulannya.
Dengan dibantu oleh 4 orang karyawan, Berbagai motif batik mampu Ia produksi. Mulai dari batik tulis hingga batik dengan metode di stampel atau lebih dikenal sebagai batik cap.