Peringatan Kartini biasanya identik dengan baju adat se-Nusantara. Namun hal ini tidak berlaku bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Roudlotul Abidin, Blanten, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Suara.com - Kepala sekolah PAUD Roudlotul Abidin, Emie Zulianingsih mengatakan, pada peringatan Kartini tahun ini, PAUD Roudlotul Abidin mengambil tema Kartini Cinta Lingkungan. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa isu tentang kepedulian terhadap lingkungan harus dikenalkan pada anak didik sedari awal.
“Ini keniscayaan yang harus ditanamkan kepada anak didik. Dan, persoalan lingkungan hari ini yang masih menjadi masalah utama adalah sampah,” kata Emie dalam siaran pers, Senin (2/5/2016).
Menurut Emie, di Indonesia, terutama di daerah perkotaan, sampah rumah tangga memberikan kontribusi yang paling besar dari keseluruhan sampah yang tertimbun setiap harinya. Untuk mengurangi volume sampah tersebut, lanjut dia, ada tiga cara yang perlu dilakukan. Pertama, reduce, yakni mengurangi penggunaan alat yang bisa menimbulkan sampah, misalnya dengan menghindari penggunaan plastik sebagai bungkus.
Kedua, reuse, yakni memanfaatkan kembali bahan yang masih bisa dipakai, misalnya plastik sisa bungkusan tidak dibuang, tetapi dipakai untuk bungkus lagi.
“Dan, ketiga, recycle, yakni mendaur ulang sampah untuk dijadikan sesuatu yang lebih berharga dan dapat dimanfaatkan, seperti membuat bekas bungkus detergen menjadi tas, dompet, sandal, topi, dan masih banyak lagi,” tutur dia.
Emie mengatakan, PAUD Roudlotul Abidin sudah memulai melakukan program sadar sampah, yakni memisahkan sampah basah dan kering, membuat aturan tidak boleh membawa bungkus plastik, kalaupun memakai plastik harus dibawa pulang kembali, menggunakan gelas plastik, botol, kardus sebagai alat peraga pembelajaran.
“Kami akan terus menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan terutama sampah sejak dini, dan ini membutuhkan contoh dari para guru di sekolah dan para orang tua di rumah,” pungkas dia.