Perjuangan Vaggelis Chatzis, Sang Petinju Bertangan Satu

Selasa, 12 Februari 2019 | 13:19 WIB
Perjuangan Vaggelis Chatzis, Sang Petinju Bertangan Satu
Vaggelis. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cobra julukannya. Penonton riuh ketika namanya disebut. Memasuki arena dengan topeng berwarna hitam, dia langsung memeluk lawannya saat naik ke ring.

Kala baku hantam, pukulan demi pukulan dilancarkannya. Tanpa henti dia berjuang. Persis seperti ular kobra menyerang mangsa dan menancapkan bisanya.

Tapi dia lain. Dia berbeda dari petinju kebanyakan. Cobra hanya memiliki satu tangan. Dia hanya melancarkan pukulan menggunakan tangan kirinya.

Sementara, lengan kanannya ikut sesekali melancarkan pukulan. Meski jangkauannya tidak jauh, lengan kanan ini cukup bikin kewalahan.

Nama aslinya Vaggelis Chatzis. Kisah Vaggelis disebut banyak orang sebagai kisah orang-orang yang terbuang, namun cukup inspiratif.

Lengan kanannya diamputasi dari tangan hingga sikut ketika dia masih bayi. Tapi, dia tumbuh menjadi petarung tangguh yang dikenal sebagai petinju bertangan satu.

Vaggelis lahir dengan kondisi tumor yang sudah menjadi kanker di lengan kanannya. Jika tidak diamputasi, lengan kanannya akan digerogoti sel kanan dan bisa mengancam nyawanya.

Kala itu, dia baru berusia 3 bulan. Sepanjang hayatnya, pria asal Yunani itu hanya menggunakan tangan kirinya.

Meski difabel, Vaggelis tumbuh menjadi bocah yang tangguh. Dia kerap dirisak oleh teman sepermainannya. Mereka mencemooh tangan prostetiknya. Vaggelis pun dijuluki kapten Hook, sosok bajak laut musuh Peter Pan.

Baca Juga: 5 Petinju dengan Bayaran Tertinggi Saat Ini, Nomor 1 Bukan Pacquiao

Hal ini membuatnya tumbuh menjadi sosok pemarah. Acapkali, amarah Vaggelis menimbulkan masalah baginya.

Vaggelis sempat terjerambab ke jurang nista. Dia salah bergaul. Hampir setiap waktu, dia menghabiskan waktu dengan minum-minum, berpesta dan berkelahi.

Suatu ketika, dia mencapai titik balik. Hal itu terjadi kala dia berkenalan dengan dunia tinju. Saat itu pula, dia mulai jatuh cinta dengan arena pertarungan.

"Ini seperti ketika kamu bertemu seorang perempuan yang sangat cantik. Kamu melihatnya sekali, dan langsung jatuh cinta," ujar Vaggelis, sepert dikutip dari Oddity Central, Selasa (12/2/2019), menggambarkan pengalaman pertamanya di sasana tinju.

Awal perkenalan Vaggelis dengan dunia tinju 10 tahun silam, setelah pindah ke dataran Inggris untuk mengejar mimpi terbesar keduanya: memasak.

Di sanalah, pria 31 tahun tersebut bersamuh dengan pelatih pertamanya, Tony Lang, yang juga pemilik sebuah sasana tinju. Dia mengundang Vaggelis untuk menjajalnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI