Profil Taufik Hidayat, Legenda Bulu Tangkis Indonesia Peraih Emas Olimpiade Athena

Syaiful Rachman Suara.Com
Rabu, 20 Oktober 2021 | 21:44 WIB
Profil Taufik Hidayat, Legenda Bulu Tangkis Indonesia Peraih Emas Olimpiade Athena
Taufik Hidayat. (AFP)

Suara.com - Pebulu tangkis legendaris Indonesia, Taufik Hidayat, dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap sejumlah kebijakan yang menyangkut dunia tepok bulu. Kritik terbaru yang disampaikan Taufik Hidayat adalah ketika tim Indonesia sukses meraih gelar juara Thomas Cup 2020 yang berlangsung di Denmark.

Sayangnya, gelar pertama yang diraih Indonesia selama 19 tahun terakhir ini menyisakan sejumlah fakta yang pedih.

Sebab, pada momen yang sangat spesial ini, Indonesia tak bisa mengibarkan bendera merah putih karena mendapatkan sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA).

Legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat (tengah) saat menghadiri konferensi pers Foo Kok Keong Cup 2019 di Taufik Hidayat Arena, Jakarta Timur, Kamis (12/9/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]
Legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat (tengah) saat menghadiri konferensi pers Foo Kok Keong Cup 2019 di Taufik Hidayat Arena, Jakarta Timur, Kamis (12/9/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]

Sanksi ini dijatuhkan pada 7 Oktober 2021 karena Indonesia dinilai tak menegakkan standar antidoping pada tahun 2020.

“Selamat Piala Thomas kembali ke Indonesia. Terima kasih atas kerja kerasnya tim bulu tangkis Indonesia,” tulis Taufik Hidayat melalui akun Instagram-nya.

“Namun, ada yang aneh karena bendera merah putih tidak ada. Bendera itu justru diganti dengan bendera PBSI,” lanjutnya.

“Ada apa dengan LADI dan pemerintah kita, khususnya Menpora, KONI, dan KOI? Kerjamu selama ini ngapain aja? Bikin malu negara Indonesia aja,” ia menambahkan.

Profil Taufik Hidayat

Taufik Hidayat merupakan salah satu legenda hidup bulu tangkis Indonesia. Berbagai gelar juara pernah diraih oleh lelaki kelahiran Bandung, Jawa Barat ini.

Baca Juga: Kejutan di Denmark Open 2021, Hendra/Ahsan Tersingkir di Babak Pertama

Ketika masih remaja, Taufik Hidayat mulai berlatih bulu tangkis bersama klub SGS Elektrik yang bermarkas di Bandung. Saat itu, dia berada di bawah arahan Iie Sumirat.

Pelatihnya tersebut merupakan sosok yang berhasil mengantarkan Indonesia meraih dua gelar Piala Thomas, yakni pada edisi 1976 di Jakarta dan edisi 1976 di Bangkok.

Saat masih berusia 17 tahun, Taufik sukses memenangi Brunei Open dan mencapai partai semifinal Indonesia Open 1998 dan Kejuaraan Asia 1998.

Setahun berselang, tepatnya pada 1999, Taufik berhasil menjuarai gelar pertamanya pada ajang Indonesia Open.

Pada tahun yang sama pula, dia sukses melaju hingga partai final All England dan Singapore Open. Sayangnya di partai puncak, dia tumbang dari Peter Gade (Denmark) dan seniornya, Hariyanto Arbi.

Legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat (tengah), merayakan keberhasilan meraih medali emas Olimpiade 2004 Athena, Yunani. [AFP]
Legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat (tengah), merayakan keberhasilan meraih medali emas Olimpiade 2004 Athena, Yunani. [AFP]

Salah satu pencapaian terbesar Taufik ialah meraih peringkat pertama tunggal putra dunia saat masih berusia 19 tahun. Momen itu terjadi di tahun 2000.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI