Lewat Komite Olimpiade Indonesia, 6 Cabor Dapat Kucuran Jutaan Token Crypto

Arief Apriadi Suara.Com
Kamis, 26 Juni 2025 | 20:24 WIB
Lewat Komite Olimpiade Indonesia, 6 Cabor Dapat Kucuran Jutaan Token Crypto
Total 6 juta token kripto disalurkan kepada federasi olahraga terpilih, sebagai bagian dari langkah digitalisasi dan penguatan sistem pembinaan di dunia olahraga Indonesia. [dok. Istimewa]

Suara.com - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menggandeng DRX Token dalam memberikan dukungan finansial berbasis aset digital kepada enam cabang olahraga nasional.

Lewat kolaborasi strategis ini, total 6 juta token kripto disalurkan kepada federasi olahraga terpilih, sebagai bagian dari langkah digitalisasi dan penguatan sistem pembinaan di dunia olahraga Indonesia.

Keenam cabor yang menerima bantuan tersebut antara lain Perbasasi, PB Jujitsu Indonesia, PB Federasi Hoki Es, PB Federasi Hoki, PB IODI, dan PB Percasi.

Masing-masing federasi memperoleh satu juta token DRX, hasil dari pengundian yang digelar saat Rapat Anggota Tahunan NOC Indonesia pada April 2025.

Melalui inisiatif ini, DRX Token mendorong pemanfaatan teknologi blockchain untuk menciptakan ekosistem olahraga yang lebih adil dan transparan.

Founder sekaligus Chief Marketing Officer DRX Token, Kash Topan, menjelaskan bahwa kolaborasi ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi bagian dari visi jangka panjang.

“Penyerahan token ini bukan sekadar seremonial, melainkan langkah awal dari kolaborasi strategis jangka panjang yang mengedepankan teknologi blockchain untuk mendukung pembinaan, pemberian apresiasi, dan penguatan komunitas olahraga di Indonesia,” kata Kash dalam konferensi pers di kantor NOC Indonesia, Sudirman, Jakarta.

Kash juga menyoroti bahwa federasi olahraga kini bisa mengakses berbagai fitur digital seperti sistem reward berbasis komunitas, voting publik, transparansi dana pembinaan, hingga integrasi dengan program fan engagement dan gamifikasi olahraga lewat platform DRX Sportnet.

Wakil Bendahara Umum NOC Indonesia, Aang Sunadji, menegaskan bahwa proses pemilihan enam cabor penerima dilakukan secara acak agar menjunjung prinsip kesetaraan antaranggota NOC.

Baca Juga: NOC Indonesia Jelaskan Kronologi Keributan di Seoul

“Melalui mekanisme undian ini, kami ingin menegaskan bahwa semua cabang olahraga memiliki kedudukan yang setara sebagai anggota Komite Olimpiade Indonesia dan tidak ada yang lebih diistimewakan,” jelas Aang.

Ia juga berharap agar federasi yang menerima bantuan dapat mengelola token dengan penuh tanggung jawab dan perencanaan, serta menghindari pencairan instan mengingat nilai token bersifat fluktuatif.

NOC Indonesia menyatakan akan memberi panduan pemanfaatan secara bertahap melalui kerja sama dengan pihak DRX.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal NOC Indonesia Wijaya Noeradi mengangkat isu penting yang selama ini luput dari perhatian banyak pihak: pengelolaan keuangan atlet.

“Tugas KOI ni bukan hanya untuk keberangkatan, kepulangan atlet tapi harus melihat hidup atlet setelanya. Banyak program-program IOC yang membantu atlet atau eks atlet setelah masa karier mereka,” ucap Wijaya.

Ia menyayangkan masih adanya mantan atlet berprestasi yang menghadapi kesulitan finansial di masa tua akibat kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan uang. Ia mencontohkan bahwa meski ada yang sukses seperti Greysia Polii, tak semua atlet bisa bernasib serupa.

“Kalau lihat bonus besar, tapi kalau tidak di manage cepat hilangnya. Ini yang mungkin salah satu opsi kepada para atlet bagaimana mereka bisa merencanakanan masa depan mereka setelah ini karena kan kita tidak tahu ya kadang-kadang kalau cedera gimana,” jelasnya.

Sebagai bentuk solusi, NOC Indonesia mulai memperkenalkan model investasi berbasis aset digital seperti DRX Token untuk menjadi bagian dari edukasi finansial bagi atlet.

Kash Topan menambahkan bahwa bantuan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendanai aktivitas olahraga semata, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran soal pengelolaan keuangan pribadi.

“Dari kami sendiri cuma satu, demi Indonesia. Kalau ini untuk atlet, cabor, bisa membantu finansial edukasi secara detail. Soalnya sering kita melihat ada orang yang kurang mengerti, mereka mendapatkan bonus dan bonus itu dipakai untuk ke hal yang tidak benar, tidak berpikir masa depan,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya pembekalan tentang financial literacy, terutama di kalangan atlet yang kariernya penuh risiko. Edukasi sejak dini diharapkan mampu mencegah kesalahan pengelolaan keuangan yang bisa berdampak panjang.

Program ini menjadi langkah awal untuk mendorong adopsi teknologi di dunia olahraga nasional. Inisiatif seperti ini sebelumnya hanya bisa dilihat di luar negeri, seperti di NBA yang sudah lama menjalin kerja sama dengan perusahaan kripto.

“Nah, ini yang membanggakan bagi kami kepada DRX. Sebelumnya kami cuma lihat di NBA gedung sponsornya kripto. Di sini dengan adanya di Indonesia ada juga kripto yang terjun di olahraga. Ini yang sangat kami apresiasi,” tutup Wijaya.

Dengan adanya kolaborasi antara NOC Indonesia dan DRX Token, diharapkan sistem pembinaan atlet Indonesia tidak hanya fokus pada prestasi jangka pendek, tetapi juga mempersiapkan masa depan mereka melalui pemanfaatan teknologi dan pengelolaan keuangan yang lebih bijak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI