Dari Agustusan Menuju Dunia, Tarik Tambang Indonesia Resmi Diakui KOI

Arief Apriadi Suara.Com
Jum'at, 18 Juli 2025 | 19:20 WIB
Dari Agustusan Menuju Dunia, Tarik Tambang Indonesia Resmi Diakui KOI
Ilustrasi lomba 17 agustus, tarik tambang (Unsplash)

Dulu Masuk Olimpiade

Meski kini lebih sering dijumpai dalam lomba-lomba Agustusan, tarik tambang sesungguhnya memiliki sejarah panjang sebagai olahraga prestisius.

Bahkan, cabang ini pernah dipertandingkan di Olimpiade sebanyak lima kali, yakni pada 1900 (Paris), 1904 (St. Louis), 1908 (London), 1912 (Stockholm), dan terakhir pada 1920 (Antwerp), menurut arsip resmi laman Olympics.com.

Pada Olimpiade, aturan tarik tambang nyaris serupa dengan yang dikenal masyarakat umum. Dua tim yang masing-masing terdiri dari delapan orang harus menarik tali tambang agar lawan melewati batas garis. Koordinasi, kekuatan, dan strategi menjadi kunci kemenangan.

Tim dari Inggris Raya bahkan mendominasi ajang ini dengan mayoritas anggota berasal dari Kepolisian London.

Mereka meraih medali emas terakhir pada Olimpiade 1920 setelah mengalahkan AS, Belgia, dan Belanda secara berturut-turut.

Sayangnya, tarik tambang dihapus dari daftar cabang Olimpiade setelah edisi 1920.

Salah satu penyebabnya adalah sejumlah kontroversi, seperti insiden di Olimpiade 1908 ketika tim AS memprotes sepatu bot tim Liverpool Police. Perselisihan ini menjadi salah satu pemicu cabang ini dicoret dari agenda Olimpiade.

Meski demikian, tarik tambang masih diakui secara internasional lewat Tug of War International Federation (TWIF).

Baca Juga: Gerald Vanenburg Diberi Target Loloskan Timnas Indonesia ke Olimpiade 2028

Sejumlah kejuaraan dunia rutin digelar, bahkan dengan kehadiran tim-tim dari Eropa dan Asia, termasuk beberapa negara Skandinavia yang masih aktif membina olahraga ini.

Optimisme Menuju Dunia

Dengan disahkannya POTTI sebagai anggota KOI, harapan untuk mengembalikan pamor tarik tambang ke kancah internasional semakin terbuka lebar.

KOI pun mendorong setiap cabang yang baru bergabung agar segera menyusun roadmap pembinaan atlet, pengembangan infrastruktur, dan strategi penguatan organisasi.

Pengakuan dari KOI menjadi titik awal penting bagi tarik tambang Indonesia untuk bersaing di level dunia, dengan semangat menjaga tradisi sekaligus membangun prestasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI