Melihat Olahraga Unik di FORNAS 2025, dari Balogo hingga Sumpit Suku Dayak

Arief Apriadi Suara.Com
Kamis, 31 Juli 2025 | 15:38 WIB
Melihat Olahraga Unik di FORNAS 2025, dari Balogo hingga Sumpit Suku Dayak
Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Hasnuryadi Sulaiman, turut hadir dalam ajang Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 yang digelar di Nusa Tenggara Barat. Dia menyaksikan banyak olahraga masyarakat termasuk Sumpit khas Dayak dan permainan Balogo dari Kalimantan. [Dok. Pemprov Kalsel]

Suara.com - Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 yang digelar di Nusa Tenggara Barat tak hanya menjadi ajang unjuk gigi berbagai cabang olahraga masyarakat dari seluruh Indonesia, tapi juga menjadi panggung pelestarian budaya.

Dua di antaranya yang menarik perhatian adalah olahraga tradisional Sumpit khas Suku Dayak dan permainan Balogo dari Kalimantan.

Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Hasnuryadi Sulaiman, yang turut hadir dalam gelaran tersebut, menyempatkan diri meninjau langsung pertandingan dari sejumlah Induk Organisasi Olahraga (Inorga).

Didampingi istri drg. Ellyana Trisya Hasnuryadi, ia menyaksikan laga Sumpit, Balogo, Street Soccer, dan Sepak Bola Berjalan.

“Kami tadi melihat pertandingan sumpit dan balogo. Itu merupakan olahraga tradisional dan di Kalimantan Selatan sendiri sangat digemari. Mudah-mudahan dengan ikut terus melestarikan akan tambah digemari oleh masyarakat, jangan sampai generasi berikutnya tidak mengetahui dengan olahraga ini,” kata Hasnuryadi dalam keterangan tertulis.

Sumpit: Dari Alat Berburu Jadi Olahraga Akurasi

Olahraga sumpit berasal dari tradisi masyarakat Dayak, terutama suku Kayan yang mendiami wilayah pedalaman Kalimantan, termasuk Sarawak di Malaysia.

Menyitat Indonesia.go.id, Sumpit awalnya digunakan sebagai senjata berburu hewan-hewan kecil seperti tupai, burung, musang, dan monyet di hutan, kini sumpit berkembang menjadi olahraga yang menantang keterampilan dan ketepatan.

Dalam perkembangannya, sumpit yang dipakai untuk olahraga mengalami sejumlah penyesuaian.

Mata sumpit yang dulu dirancang untuk menembus dan mematikan kini dibuat lebih aman.

Baca Juga: CEO: Barito Putera Sudah Amankan Servis Beberapa Pemain Baru

Anak sumpit tetap menggunakan kayu ringan seperti pelawi, dengan batang sumpit dibuat dari bahan alami seperti dahan enau atau aren.

Di FORNAS 2025, pertandingan sumpit menjadi daya tarik tersendiri, menunjukkan bagaimana tradisi kuno masih bisa relevan dalam bentuk olahraga yang kompetitif dan edukatif.

Balogo: Warisan Permainan Penuh Makna dari Kalimantan Tengah

Sementara itu, Balogo adalah permainan tradisional yang berasal dari Kalimantan Tengah. Kata Balogo berasal dari ‘logo’, alat permainan yang digunakan untuk menjatuhkan logo milik lawan.

Dikutip dari Kalteng.go.id, permainan ini bisa dimainkan satu lawan satu atau secara beregu, dengan aturan yang menuntut ketelitian dan strategi.

Balogo tak hanya seru, tetapi juga sarat makna. Dalam kepercayaan masyarakat Dayak, permainan ini menjadi simbol keberuntungan dan kesuburan hidup.

Selain itu, nilai-nilai seperti kejujuran, kerja sama tim, serta musyawarah tertanam kuat dalam setiap permainannya.

Di FORNAS 2025, antusiasme terhadap pertandingan Balogo cukup tinggi, terutama dengan kehadiran Wakil Gubernur Kalsel yang menyaksikan langsung jalannya kompetisi.

“Saya senang dan bangga dikunjungi oleh Pa Hasnuryadi. Tentunya itu menjadi dukungan nyata dan memberikan semangat lebih kepada kami,” ujar Syamsul, atlet Inorga Balogo dari Kalimantan Selatan.

Dukung Pengembangan Street Soccer dan Sepak Bola Berjalan
Selain olahraga tradisional, FORNAS 2025 juga mempromosikan olahraga alternatif seperti Street Soccer dan Sepak Bola Berjalan (Walking Football).

Hasnuryadi pun menonton laga antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di cabang Street Soccer, serta pertandingan Walking Football menghadapi Jawa Tengah.

“Tadi kami menonton pertandingan Kalsel melawan Kalteng. Kita bersaudara, jadi tidak melihat skornya berapa tetapi tetap senang. Kita ingin mempublikasikan sepakbola jalanan ini atau Street Soccer ini, mudah-mudahan di Kalsel lebih berkembang lagi,” ucapnya.

“Insya Allah kami sebagai pecinta olahraga ingin mengembangkan olahraga ini kedepan. Dan mudah-mudahan even Walking Football yang digelar di Bali nanti Kalsel bisa turut serta,” tambahnya.

Edi, kapten tim Walking Football Kalsel, menyebut dukungan Wakil Gubernur menjadi motivasi besar bagi mereka hingga mampu menang telak 7-1 atas Jawa Tengah.

“Tim kami menang dengan skor meyakinkan 7-1 atas Jawa Tengah berkat suntikan semangat dari pak Wagub Hasnuryadi,” kata Edi.

FORNAS 2025 membuktikan bahwa olahraga tak melulu soal kompetisi fisik modern. Melalui olahraga tradisional seperti Sumpit dan Balogo, nilai-nilai budaya lokal tetap hidup dan dikenalkan ke generasi muda serta masyarakat luas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI